Petra sedikit mengernyit ketika memasuki president suite itu, tapi dia tidak mengerti apakah itu hanya perasaannya saja, atau memang ada sesuatu yang janggal. Clio, wanita yang digilainya dua tahun yang lalu, adalah yang memesan kamar itu.
"Ada apa?" Clio menuangkan segelas air untuk Petra.
Petra meneguknya dan bertanya, "Kenapa kamu tidak pulang?"
"Aku ingin bertemu denganmu dulu, jadi…." Clio tersenyum dengan tatapan jahil di matanya. "Aku bilang pada keluargaku kalau aku pulang besok."
Mata Petra yang tajam menatap Clio terpaku, dan akhirnya, sebuah senyum samar muncul di bibirnya.
Clio melangkah mendekat, duduk di sebelah Petra, lalu memeluk lengannya, kepalanya disandarkan di bahu Petra. Dia sengaja mengabaikan rasa sakit di perutnya. "Kamu tidak akan pulang malam ini, 'kan?" Ada kesan ambigu di dalam suaranya. "Antar aku besok pagi."