Petra berdiri di luar ruang operasi Rumah Sakit Mitra Sejahtera dengan kedua tangan di dalam saku celananya. Wajahnya yang tampan bak patung dewa tampak sedingin pembunuh haus darah, dan auranya yang menekan seolah membuat udara di sekitarnya membeku.
Ketika Haris dan Eddy tiba, mereka mengangguk pelan ke arah Eliza, kemudian langsung menghampiri Petra.
"Ada apa?" tanya Haris dengan nada serius.
Mata Petra yang tajam memicing, kemudian kembali menatap dengan normal; namun tatapan itu menusuk tajam. "Ada yang ingin menghentikan merger kita, tentu saja…. Dan pasti yang pertama mereka sentuh adalah Candra."
Baru saja kemarin Petra mencapai kesepakatan dengan Candra. Hari ini, pria itu mengalami kecelakaan mobil. Tidak mungkin hal itu hanya kebetulan.
"Aku akan memeriksanya..." kata Haris dengan acuh tak acuh, lalu berbalik dan pergi.
"Ris, aku bisa sendiri." Suara Petra sangat serius. Matanya yang tajam menatap Haris, kesan dingin menguar dengan kuat.