Julian mengantar Mia ke Taman Dewata. Mobilnya berhenti di pinggir jalan. Dia melihat ke lingkungan yang tenang itu selama beberapa saat, kemudian melihat ke arah Mia. "Apakah aku membawa masalah bagimu?"
"Tidak apa-apa…." Mia mengedikkan bahu. "Aku pulang dulu."
Julian mengangguk. Tepat ketika Mia membuka sabuk pengamannya dan berpaling untuk membuka pintu, dia bertanya dengan semangat, "Mia, apakah kamu bahagia sekarang?"
Tangan Mia yang sudah berada di gagang pintu membeku di tempatnya, lalu dia tersenyum dan kembali menatap Julian. "Bahagia soal apa? Kalau tidak bahagia, kenapa? Kehidupan setiap orang tidak bisa bahagia sepanjang waktu. Tidak mungkin juga bersedih sepanjang waktu… ya, 'kan? "
Julian sedikit mengernyit dan memandang Mia. Wanita ini memasang duri di tubuhnya dalam sekejap. Di satu sisi, dia melindungi dirinya sendiri, dan di sisi lain, dia selalu siap untuk menusuk orang yang mendekatinya... terlepas dari apakah orang lain itu bermaksud baik atau buruk.