"Jessie." Suara yang sangat pelan hampir tidak terdengar, menyebutkan nama wanita yang kini sedang berada di dalam kemarahan.
Benar. Baru kali ini Jessie sangat marah kepada seseorang, sejak dirinya untuk pertama kali datang pada zaman dan waktu yang sangat berbeda dari kehidupannya yang terdahulu. Semua itu karena wanita yang kini ada di depannya, yakni Amara yang dengan mudahnya ingin mengambil nyawa seseorang yang sangat berharga.
"Kamu sangat keterlaluan. Tetap disini dan jangan berpikir untuk pergi, " lirih Putri Azaela kembali. Lalu memalingkan wajah menatap Tuan Selion, yang sedang melambaikan jemari tangannya dengan lemah ke arah Jessie saat ini. "Aku datang, Ayah." Melangkah pergi untuk mendekat.
"Ayah baik-baik saja?" tanya Putri Azaela dengan cemas, lalu menatap kearah Dokter yang sudah selesai memeriksa keadaan Tuan Selion. "Apa Ayah baik-baik saja?" Putri Azaela mengulangi pertanyaan yang sama kepada Dokter tersebut.