Seperti yang sudah diperhitungkan oleh Jenderal Atremus, jika benar saja perjalanan panjang itu akan berakhir, ketika matahari sudah bersembunyi di dalam peraduan hari. Hawa dingin semakin menusuk serasa telah sampai ke dalam sumsum tulang yang terdalam.
Suasana terasa sangat sepi, karena di tempat pengasingan itu hanya ada sebuah rumah yang mempunyai ukuran tidak terlalu besar, terbuat dari kayu. Hanya ada paduan suara dari segerombol jangkrik dn brurung hantu, yang di pastikan sendiri oleh Jessie, untuk menemani dirinya ketika berada di tempat tersebut.
Dengan dibantu oleh Jenderal Atremus, Jessie pun turun dari kuda yang sudah seharian membawa berat tubuh mereka berdua. Bola mata Jessie tidak sedikit pun berpaling dari bangunan yang menurutnya cukup menyeramkan tersebut.
"Apa kamu tidak salah? Rumah ini lebih mirip seeprti rumah hantu, dari pada rumah manusia seperti diriku," keluh Jessie dengan suara yang sedikit terdengar kesal.