Bel istirahat terdengar sangat nyaring, terasa sedikit memekakkan gendang telinga Putri Azaela yang tidak terbiasa akan hal tersebut. Semua murid terlihat segera berangkat dari kursi, yang sejak tadi melekatkan diri pada benda tersebut. Menuju sebuah tempat yang sangat dinanti-nanti sejak beberapa saat yang lalu. Tempat tersebut tidak lain adalah kantin sekolah.
Satu ruangan yang tadinya berisikan banyak orang, seketika kosong melompong menyisakan Putri Azaela dan Celine, serta seorang guru yang masih berdiri tegak di depan kelas.
Bisa di bilang jika seorang pria yang bergelar sebagai guru tersebut, sedikit memiliki nasib yang kurang beruntung dan selalu terabaikan. Bagaimana tidak? Karena sebelum sempat mengakhiri pelajaran yang dia berikan. Semua murid sudah terlebih dahulu meninggalkan.
"Jessie," sapa guru yang menggunakan kacamata tebal tersebut kepada Putri Azaela.
"Iya," jawab Putri Azaela singkat.