... tiga tahun yang lalu. Dua tahun setelah kau putus dengan mantan pacarmu.
"Belum. Buat apa?" Pertanyaan itu terdengar menyedihkan.
Aku hanya diam, tidak tahu apa yang akan kukatakan.
"Kenapa? Kau sudah mulai merasa bosan ya menjadi temanku?" Tanyamu lagi.
"Bukan, bukan seperti itu maksudku." "Lalu?"
"Aku hanya bertanya." Aku berusaha menghentikan pembicaraan tentang itu.
"Kau sendiri, kenapa masih betah sendiri? Masih berharap sama mantan kekasinmu yang tiga tahun lalu lebih memilih kembali ke mantan kekasihnya itu?" Sungguh, aku tidak suka tentang bahasan ini. Kau selalu saja mengaitkan dia dengan kenapa aku masih memilih sendiri.
"Sudahlah, Robi. Kau tidak bisa mengelak. Kau masih berharap pada Meli, kan?"
"Kau sok tahu!"
"Haha...!"