"Jadi, gimana Kak?"
Sebuah senyuman terukir di bibir Prisya saat dia melihat ekspresi Steven yang terlihat begitu menunggu dia membuka mulut untuk memberikan jawaban dari pembahasan hal tersebut.
"Mau lo kayak gimana?" tanya balik Prisya dengan begitu enteng.
"Gak mungkin kalau aku ingin sebuah penolakkan," ujar Steven dengan cukup enteng.
Memang sangat masuk akal di mana tidak akan ada orang yang memilih untuk mendapatkan sebuah penolakkan dari sebuah ungkapan yang sudah dia ucapkan.
"Hm, kenapa sih lo harus mengungkapkan perasaan lo di saat gue udah nyaman sama lo?" tanya Prisya.
Ada sebuah perasaan tidak enak saat dia mendengar sebuah ungkapan perasaan dari Steven, karena memang tidak bisa dibohongi jika sekarang dia sudah merasa sangat nyaman bersama dengan Steven.
"Memangnya kenapa Kak?" tanya Steven yang tidak paham kenapa Prisya membahas tentang sebuah perasaan nyaman dan juga waktu di mana dia mengungkapkan perasaannya.