Descargar la aplicación
4.25% Hello Boy / Chapter 10: Sahabat

Capítulo 10: Sahabat

Tiara pun bingung harus bagaimana, dia sudah membohongi Boy dengan mengaku bahwa kakaknya sendiri Bagas adalah pacarnya. Dia sebenarnya masih marah dengan Bagas tapi mau gak mau dia harus memafkan kakaknya karna dia lah satu satunya keluarga Tiara sekarang.

"Haloooo...Apakah ada orang di rumah?"

"Tanteee....."

"Halo Araaa, Boy mana?"

"Boy kayanya dah pergi ke kantor deh Tan."

"Kayanya? Emang kamu gak merhatiin calon suami kamu?"

"Ehhhh eeee tadi saya telat bangun tan gitu. Maaf banget tan, lain kali aku bakal lebih perhatiin lagi kok."

"Sippp kalo gitu. Ini kamu mau kekapus ya. Yok bareng Tante aja."

"Ohhh gpp Tan, Ara berangkat sendiri aja."

"Siapa suruh kamu terlambat bangun kan. Harusnya kamu sama Boy sama berangkatnya. Gpp bareng Tante aja ayok, nanti Tante ngambek nih."

"Ohh iya deh Tan, jangan ngambek dongggg hehehe."

Ogi dari tadi sudah menunggu Tiara di depan kampus. Dan dia melihat Tiara diantar oleh orang yang tidak ia kenal. Belakangan ini dia dan Tiara sudah jarang bertemu dan ia selalu melihat orang orang baru berhubungan dengan Tiara.

"Yang bagus ya kuliahnya, biar kamu bisa kaya calon suai kamu." Ucap mama Boy

"Iya dong Tante, pasti."

"Ya udah kalo gitu tante pulang dulu ya, nanti Tante akan suruh Boy untuk jemput kamu. dah dahhh Ara." Ucap mama Boy melambaikan tangan pada Tiara

"Dadahh Tante." Balas Tiara dengan melambaikan tangan

"Ara....." panggil Ogi

"Ogi....Kamu baru datang juga?"

"Ehhh iya nih. Itu tadi siapa? Aku dengar kamu manggil tante."

"Hanya kenalan doang kok Gi. Yuk masukk."

"Ohhhh okee."

Jam kelas mereka pun telah selesai. Tiara bingung ingin bertanya pada Ogi tentang masalah kemarin atau dia tidak perlu bertanya. Tapi dia pengen tahu banget apakah selama ini Ogi benar benar membohonginya.

"Ra kita gak pulang? ayokkk..."

"Ehhhh bentar kita hari ini libur kerja kan?"

"Iya, kamu mau jalan jalan dulu gak?"

"Boleh kita jalan keliling taman kampus yok."

Sepulang kerja Boy langsung pergi menjemput Tiara dandari tadi sudah menunggu Tiara yang belum keluar dari gerbang kampusnya.

"Ra. Lo kenapa sih? kayanya ada yang mau lo tanyain ya ke gue?"

"Ogi kitan kan sahabatan dari kecil. Lo gak pernah bohong kan sama gue?"

"Ga dong kan Lo sahabat gue yag paling gue sayangggggg. Lovee youuuu."

"Aapasih Ogi gw serius."

"Gw juga serius Ra. Kenapa sih?"

"Gw mau nanya rumah lo di area belakang kampus kan?"

"Iya kan lo juga pernah kerumah gw."

"Dan lo bilang kalo lo itu hidup sendiri kan?"

"Iya Ra....Kenapa sih."

"Kenapa lo mau kerja jadi asisten gw?"

"Biar gw bisa bantu lo. Dan gue juga dapat gaji kan dari mereka?"

"Gw kemarin liat lo ada komplek perumahan yang mewah. Gw liat lo masuk ke salah satu rumah yang mewah disana. Dan Pak satpam disana kenal sama lo dan manggil lo tuan."

"Ohhhh itu rumah keluarga gw Ra. Sorry gw gak pernah cerita masalah ini ke lo."

"Sebenarnya gada sangkut pautnya sih sama gue. Tapi lo kan sahabat gw. Dan gw taunya lo orang yang sama kaya gue ternyata kita beda Gi. Lo sebenarnya orang kaya kan."

"Ra, jadi gini. Sebenarnya hubungan gw dan bokap kurang baik. Jadi aku memutuskan untuk pisah dari mereka. Dan bokap udah meninggal 3 tahun yang lalu. Gw nyesal selama ini gak bisa menghabiskan waktu dengan bokap gw. Dan dia mewariskan semua hartanya atas nama gw Ra."

"Gw gak tau lu punya keluarga Gi. Selama ini gw liat lo sendiri dirumah, gd foto keluarga, jadi gw takut nanya hal itu."

"Maaf Ra. Gw gak cerita soalnya gw sendiri nyesal banget."

"ya udah gpp. Kita pulang aja"

Boy pun melihat 2 orang itu keluar dari Gerbang, dengan ekspresi yang sangat berbeda seperti biasanya. Keduanya terlihat murung dan saling merasa bersalah.

"Boyyyyy...." Ucap Tiara saat melihat Boy

"Ra. Gw balik duluan ya. dahhh" Ucap Ogi dan pergi meninggalkan mereka

"Yokkkkk naik." Ucap Boy sambil membukakan pintu untuk Ara

"Iya makasih."

Selama diperjalanan Boy melihat muka Ara yang sangat murung dan Boy pun memutarkan lagu agar dapat sedikit menenangkan Tiara.

"Ra lo kenapa sih? Liat kaca deh muka lo udah kaya monyet kelaparan. Murunggg terusss."

"Boy gw tadi dah nanya sama Ogi tentang semuanya yang lo bilang."

"Benarkan. Gw gak pernah bohong."

"Tapi kayanya gw juga salah Boy. Selama ini gw gak tau gimana masalah kehidupan yang dihadapinya. Gw sebagai sahabatnya gak tau apa apa tentang dia."

"Udah Ra. Kan dia yang gak cerita ke lo. Gimana lo tau coba kalo dia gak cerita. Dan kalo masalah lo dia tahu semua itu pasti lo karna ceritakan semua sama dia? lo gak usah merasa bersalah gitu. Itu berarti dia gak nganggap lo sahabatnya kalo dia gak cerita mengenai masalahnya ke lo."

Tiara pun terdiam mendengar hal itu dari Boy. Tiara juga merasa selama ini hanya Tiara lah yang banyak bercerita mengenai kehidupannya dan dia sama sekali tidak tahu apa apa tentang Ogi. Apakah ini disebut sahabat? tanya Tiara dalam hatinya.

"Haiii Bagass"

"Ranii.... Kamu ngapain disini."

"Aku mau liat liat aja bangunannya dah gimana."

"Ohh iya aku luoa kalo ini punya kamu."

"Istirahat dulu yok. Semuanya untuk Bapak bapak yang disini kita istirahat dulu yok ini aku ada bawain makanan untuk kita."

"Wahhh makasih banyak mbak" Sahut salah satu pekerja yang ada disana

"Iya Pak, ini masih ada lagi Pak. Bagas kamu makan juga nihhh."

"Iya Ran, Makasih banyak ya. Kamu gak berubah sama sekali."

"Kamu juga belom berubah kok Gas. Nama kamu tetap Bagas kan?"

" HAhaha apaan sih kamu. Tetap Bagas Kok. Maksud aku kamu tetap sama kaya dulu perhatian sama semua orang baik dan sifat lembut kamu itu masih ada."

"Awass ntar kamu suka lagi sama aku. Sekarang kamu kan ada Desi. Kamu jaga Desi baik baik."

"Ehhh apaan sih. Iyaaaaa."

"Aku dengar dengar dari adek aku Ogi. Kamu ada masalah sama Tiara ya?"

"Aku udah minta maaf kok. Tapi kayanya dia belum maafin aku."

"Semangat dong Bagas. Ara kan adek kamu sendiri, pasti dia maafin kamu kok. Dan sekarang cuman Ara satu satunya keluarga kamu, kamu harus jagain dia jangan buat masalah ke dia Gas."

"Iya Ran, aku juga nyesal tiba tiba ngilang dan gak pernah muncul di depannya selama ini."

"yaudah yok makan yang banyak. Biar kuat kerjanya."

"Iya kamu makan juga dong enak nihhhh. Kayanya aku pernah deh makan makanan yang rasanya kaya ini sebelumnya. Ini masakan kamu ya?"

"Kamu masih ingat ya ternyata rasa masakan aku. Iya itu masakan aku. Enak kan? Gak kaya kamu gak tau masak."

"Eh aku udah tau masak kok Ran."

"Ohhh Ya? pengen cobainnn donggg."

"Minggu kamu dateng aja ke rumah aku. Biar aku masakin."

"Bener ya gw bakal datang. Gw pengen nyobain masakan sang mas Bagas"

"Hehehe Iyaaa. Gue bakal tunggu lo."


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C10
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión