Descargar la aplicación
8.33% I'M STOP HERE / Chapter 14: Mimpi

Capítulo 14: Mimpi

Ceklek...

Alex mengalihkan pandangannya ke arah suara pintu yang baru saja terbuka.

Alex langsung mengerutkan keningnya begitu melihat Naura yang kini sudah berdiri di ambang pintu dengan sebuah senyuman kecil di bibirnya.

"Hai Lex...." Sapa Naura sambil menutup kembali pintu itu.

"Lo ngapain ke sini?" Tanya Alex to the point sambil kembali membaringkan kembali tubuhnya pada salah satu brangkar yang ada di sana.

"Ya gue mau liat lo lah."

"Buat apa?"

"Gue mau pastiin kalo lo itu baik baik aja."

"Ngak usah sok perhatian sama gue."

"Ya gue harus perhatian dong sama lo. Lo itu kan calon pacar gue, calon masa depan gue, jadi gue ngak mungkin dong biarin lo gitu aja kalo lo lagi sakit gini."

"Gue ngak suka kalo lo sok perhatian sama gue."

"Gue ngak sok perhatian kok, tapi emang gue bener bener perhatian sama lo."

"Kenapa?"

"Karena gue suka sama lo." Ucap Naura yang entah kenapa membuat jantung Alex berdetak lebih kencang.

Alex berusaha menutupi rasa gugupnya di hadapan Naura.

"Kenapa?" Alex kembali bertanya.

"Kenapa apanya?" Tanya Naura yang tidak mengerti maksud pertanyaan Alex.

"Kenapa lo suka sama gue?"

Naura terdiam sejenak sambil memikirkan jawabannya.

"Emm gue juga ngak tau kenapa gue suka sama lo. Yang penting gue yakin kok kalau gue emang benar benar suka sama lo."

"Jangan suka sama gue Naura." Ucap Alex lalu memiringkan tubuhnya agar memunggungi Naura.

"Emang kenapa kalau gue suka sama lo?"

"Karena gue ngak akan pernah bisa bales perasaan lo. Lo hanya akan nyiksa diri lo sendiri kalau lo suka sama gue."

deg.....

Ucapan Alex barusan mampu mengotak atik perasaan Naura. Gadis itu terdiam sejenak sambil berusaha menguatkan hatinya.

"Emang lo kenapa ngak bisa suka sama gue Lex? Lo kan belum coba."

"Gue ngak punya niatan buat coba buka hati sama lo."

"Kenapa?"

"Gue ngak tau."

"Gue yakin kok kalo lo coba buat buka hati lo untuk gue, lo juga bakal suka sama gue. Dan gue akan selalu usaha buat lo bisa suka sama gue."

"Lo cuman nyia- nyiain waktu lo, tau ngak. Semua usaha lo pasti akan sia sia juga."

"Ngak ada usaha yang menghianati hasil Lex."

"Terserah lo, yang penting gue udah peringatin lo dari awal."

Naura dan Alex terdiam sejenak, tidak ada percakapan lagi sejak Alex mengatakan kalimat terakhirnya.

Naura berjalan mendekat ke arah brangkar Alex dan memeriksa luka di tangan laki laki itu.

Alex yang merasa ada yang menyentuhnya mulai membuka matanya perlahan.

"Lo mau ngapain?" Tanya Alex saat melihat Naura di hadapannya.

"Shuttttt. Gue mau liat luka lo."

Alex menarik tangannya dari genggaman Naura.

"Ngak usah. Luka gue udah mendingan." Ucap Alex lalu mengubah posisinya untuk duduk di atas brangkar.

Melihat reaksi Alex tadi, Naura langsung menarik tangan Alex dengan kasar hingga membuat Alex mengerang kesakitan.

"Arhhhhhh, lo bisa pelan pelan dikit ngak? Sakit bege." Umpat Alex pada Naura.

"Katanya ketua geng motor, masa cuman di tarik gitu doang nangis."

Alex langsung memelototkan matanya menatap Naura.

"Kapan gue nangis? Dan dari mana lo tau gue ketua geng motor?"

"Gue tau semua kali tentang lo Lex. Gue jarang bisa suka sama cowok, tapi sekalinya gue suka, pasti gue ulik sampe akar akarnya." Ucap Naura yang kini sudah mulai melepaskan perban di tangan Alex.

"Kenapa perbannya lo buka?"

"Biar gue ganti sama yang baru, lo ngak mau kan kalau sampe luka lo ini infeksi dan nanti lo bakal di operasi trus lo ba... mphhhhh."

Alex langsung membekap mulut Naura dengan telapak tangannya.

"Udah... lo ngak usah lanjutin kata kata lo." Ucap Alex.

Mata Naura dan Alex saling bertemu. Keduanya terdiam satu sama lain, dan saling memandang untuk beberapa detik.

Naura yang merasa jantungnya yang sudah tidak aman karena tatapan dari Alex, langsung salah tingkah.

Naura langsung menjauh dari Alex dan gelagapan sendiri.

"Emmmm be... bentar ya, gue cari perban yang baru dulu." Ucap Naura lalu beralih dari hadapan Alex.

Melihat Naura yang gugup saat berbicara dengannya tadi, entah kenapa berhasil menarik senyuman di wajah Alex.

Tidak butuh waktu lama, Naura kembali dengan sebuah kotak obat di tangannya.

"Siniin tangan lo."

Alex mendekatkan tangannya pada Naura. Sesekali Alex menatap wajah serius Naura yang sedang fokus untuk membersihkan luka di tangan Alex.

"Lex?"

"Hemmmm."

"Lo tau ngak mimpi gue sekarang ini apa?" Tanya Naura memulai pembicaraan mereka kembali.

Naura menatap lekat ke wajah Alex yang kini menatapnya dengan penuh tanya.

"Mimpi gue itu adalah bisa buat lo suka sama gue." Ucap Naura.

"Hahahhaha, aneh ya mimpi gue?" Tanya Naura lalu tersenyum sendiri.

"Gue udah bilang, jangan suka sama gue. Lebih baik hilangin perasaan lo sama gue." Ucap Alex yang membuat Naura kembali terdiam untuk beberapa detik.

"Lo pernah denger ngak tentang seseorang yang namanya Colin Powell?"

Alex menggelengkan kepalanya perlahan.

"Colin Powell pernah bilang, kalau sebuah mimpi tidak akan menjadi kenyataan melalui sihir, itu membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras. Dan artinya, kalau gue mau wujudin mimpi gue buat bikin lo suka sama gue, berarti gue harus punya tekad dan kerja keras." Ucap Naura lalu menarik sebuah senyuman di sudut bibirnya.

Alex hanya terdiam. Dia tidak tau harus mengatakan apa lagi sekarang.

"Lo mau ngak coba buat buka hati lo untuk gue Lex?" Tanya Naura to the point.

Alex meneguk air ludahnya kasar. Laki laki itu menatap Naura dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lex? Lo dengerkan omongan gue tadi?" Tanya Naura sambil menggoyang- goyangkan tangannya di hadapan Alex.

"Gue ngak tau." Jawab Alex singkat.

"Kalau lo ngak mau berusaha, tolong jangan halangin usaha gue buat bikin lo suka sama gue ya Lex." Ucap Naura.

Alex kembali menatap Naura.

"Terserah lo." Jawab Alex dan entah mengapa, Naura langsung bahagia mendengar jawaban tidak pasti dari Alex tadi.

"Makasih Lex."

Alex tidak menjawab ucapan Naura sama sekali dan sesekali melirik ke arah Naura yang sedang fokus membalut lukanya.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Mega_Sari_Purba Mega_Sari_Purba

"Sebuah mimpi tidak akan menjadi kenyataan melalui sihir, itu membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras."

~Colin Powell~

Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C14
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión