Descargar la aplicación
3.68% TERPAKSA MENIKAHI DUDA / Chapter 12: BAB 12. Membujuk Abel jadi mamanya Alice

Capítulo 12: BAB 12. Membujuk Abel jadi mamanya Alice

Kenan dan bayu baru sampai di kantor. Mereka masih saling melirik dan menatap. Harus apa untuk membujuk abel.

"Gimana kalau lo bayar pakai duit bos." bayu tiba-tiba berhenti ketika jalan kedalam kantor.

"Sett ... Kita bahas didalam ruangan gue." kata kenan membekap mulutnya. Dia menarik bayu ke ruangannya.

"Jadi gimana maksud lo?" tanya kenan pada bayu.

"Jadi ya lo gaji aja, bikin perjanjian. Setiap bulan berapa gitu deh. Kayak baby sisternya alice, cuma ini kerja sebagai mamanya alice. Gimana?"

"Ide bagus."

Kenan menjitak kepala bayu dengan ponselnya. Tak terlalu keras. Kenan langsung mengirim pesan ke fbnya fara. Tapi dia berhenti mengetik.

"Enaknya kasih harga berapa perbulan?" tanya kenan pada bayu.

"Si mbak berapa emang?" tanya bayu tentang gaji baby sister kenan.

"Empat juta." jawab kenan.

"Dua kali lipatnya gimana? Kan berat, sebagai mamanya. Gak tau juga sampai kapan. Berharapnya sih kalau baik orangnya siapa tau bisa nyangkut ke hati lo bos."

"Apaan. Gak ada." kenan yang kesal malah menepuk lengan bayu dengan file diats mejanya.

[Tolong sampaikan ke abel ya. Abel mau berapa duit. Saya bayar deh perbulan. Delapan juta satu bulan buat jadi mamanya anak saya mau gak? Soalnya alice dari kemarin minta abel buat jadi mamanya.]

[Minya nomet telfonnya abel deh, biar saya bisa hubungi abel lebih lanjut.]

[Gak ngerepotin kamu.]

Kenan sudah mengetik panjang lebar. Tapi laporan masih belum dibaca. Dia menunjukannya kepada bayu.

"Tunggu aja bos. Siapa tau lagi sibuk orangnya." bayu mencoba menenangkan kenan.

Mereka hanya melamun dan menunggu jawaban dari fara. Tapi tak juga dibalas. Tapi ketika kenan cari lagi fbnya fara. Gak ada.

"Bay, kok gak ada sih fbnya?" tanya kenan kepada bayu. Dia menunjukannya kepada bayu.

"Ahh masak. Lo gak bisa kali bos. Sini biar gue coba." kata bayu mengambil ponsel bosnya.

Bayu mengotak-ngatik ponsel kenan. Tapi benar-benar tak bisa. Dia mencari fb fara gak bisa

"Apa ditutup ya fbnya." kata bayu hanya mengira.

"Ahh!!!" kenan frustasi.

Tok tok ...

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan kenan. Bayu mempersilakannya masuk. Ternyata itu sekertaris perempuan kenan.

"Maaf pak bayu, pak kenan. Saya cuma mau mengingatkan nanti ada meeting untuk desain perumahan baru kita." kata sekertaris kenan kepadanya.

"Iya. Saya dan bayu siap-siap dulu."

Kenan mengangguk mengerti. Dia ingat meeting itu. Kenan meminta sekertarisnya pergi. Mereka akan bersiap-siap untuk berangkat kantor jasa desain rumahnya yang bekerja sama dengan perusahaan kenan.

"Dah bay. Kita tinggalin soal abel dulu. Kita meeting dulu aja." kata kenan pada bayu.

"Siap bos."

Bayu mengemabalikan ponselnya kenan. Dia mengambil beberapa file. Mengeceknya dan bergegas pergi dari kantor lagi. Bersama kenan. Mereka menuju ke tempat meeting.

***

Fara mendapatkan banyak notif pesan fb dari kenan. Dia menunkukannya kepada abel. Abel tak habis pikir dengan kenan. Apa semuanya bisa dia beli dengan uang, sombong.

"Gampang banget dia ngehargain gue." abel kesal membaca pesan kena.

"Haah. Bel. Gue gak main sosmed dulu ahh. Ngeri gue kayak diteror." Fara mengeluh pada abel. Tentang pesan kenan itu.

"Maaf ya. Ngetepotin. Bikin lo takut. Ya udah terserah lo. Kayaknya itu juga lebih baik."

"Iya. Gue ke kelas ya."

Fara pamit kepada abel. Abel mengangguk. Abel masuk ke kelas abel sementara fara pergi ke kelasnya. Sepanjang di kampus abel memikirkan semuanya. Dia tidak terpikir akan menikah secepat ini, tapi. Dari mamanya, lalu tadi? Kenan.

Abel masih punya mimpi yang ingin dia raih. Tapi demi ayahnya dan mamanya, dia harus berkorban sepertinya.

Abel masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran. Dia baru ingat kalau harusnya dia ada meeting presentasi desainnya ke client dengan atasannya, pak hito. Bos ditempat abel magang. Abe melihat jam diponselnya. Kelas masih panjang. Masih ada dosen. Materinya penting hari ini. Abel gak mau absen. Abel izin kebelakang.

"Pak, saya izin ke toilet sebentar." kata abel pada dosen yang sedang mengajar di kelasnya.

"Silakan."

Dosen abel mempersilakannya. Abel bergegas ke toilet. Dia langsung meneldon pak hito.

Hito adalah orang yang akan bekerja sama dengan kenan dan aka meeting hari ini dengan kenan.

"Halo pak. Maaf banget pak. Ini saya gak bisa ikut meeting. Masih ada kelas penting. Gimana pak hito?" tanya abel kepada atasannya.

"Ya udah. Belajar yang giat neng. Biar saya sendiri yang presentasi deh. Lagian kemarin kamu kan juga sudah presentasi lengkap ke saya. Bisa lah saya presentasi walau usdah tua." kata hito yang usianya sekitat empat puluh keatas. Orangnya kalau sedang membicarakan soal kerjaan, serius, ya serius, kalau sedang bercanda ya bercanda. Kebapaan juga. Sudah punya anak remaja. Cowok.

"Makasih ya pak. Makasih banyak." kata abel kepada hito.

Anaknya seusia abel. Dia juga kuliah di kampus abel. Satu tahun diatas abel sih.

Abel menutup telfonnya. Dia kembali ke kelas dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru lagi.

Abel lebih tenang sekarang meninggalkan dosen mengajar.

***

Kenan dan bayu sudah sampai di tempat meeting. Dia sengaja datang untuk sekalian melihat-lihat kantornya.

"Selamat siang pak. Silakan ikut saya." kata salah satu karyawan yang disana, yang sudah bersiap menyambut kenan.

"Selamat datang pak kenan." hito menyambut mereka berdua dan menjabat tangannya.

Kenan dan bayu bergantian menjabat tangan hito. Mereka masuk ke ruang meeting.

"Ini desain dari salah satu karyawan saya yamg berbakat. Tapi dia tak bisa datang karena sedang kuliah. Jadi saya yang akan presentasi." kata hito membuka desainnya.

Hiti menunjukan desain interior satu rumah dengan gambar tiga dimensi. Menjelaskan detailnya satu persatu.

"Bagus." kenan suka melihatnya. Dia setuju.

"Saya mau yang lain juga nanti. Tapi apa saya bisa bertemu dengan karyawan anda nantinya secara langsung?" tanya kenan kepada hito.

"Tentu. Namanya-"

Baru saja hito akan menyebutjan namanya tapi kenan mendapatkan telfon. Itu telfon dari baby sisternya alice.

"Maaf, saya izin angkat telfon sebentar. Ini baby sister anak saya. Takut ada yang penting." kata kenan kepada hito.

"Silakan." hito juga tau rasanya ketika anaknya kecil dulu. Memprioritaskan semuanya untuk sang anak.

"Halo mbak, ada apa?" kenan mengangkat telfon baby sister alice itu.

"Pak kenan. Alice pingsan di sekolah. Mimisan waktu upacara. Sekarang diklinik sekolah gak bangun-bangun. Kita jadi bawa ke rumah sakit terdekat." kata baby sister alice yang membuat kenan panik bukan main.

"Bay. Alice pingsan. Mimisan. Dia di rumah sakit. Ke rumah sakit sekarang bay." kata kenan kepada bayu.

"Iya pak bos."

"Maaf saya harus segera pergi."

"Silakan."

Hito mengantar kenan keluar. Mereka berjalan cepat menuju ke mobil kenan dan bergegas ke rumah sakit.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C12
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión