Tika berdebar karena takut Tabib Lukman akan menemukan sesuatu.
Tabib Lukman melihat ke kiri dan ke kanan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Obat dari Tabib Zainal benar-benar ajaib. Aku tidak bisa melihat resep apa saja yang digunakannya."
Tika terdiam karena bingung. Dia ingat dengan jelas bahwa di seminar pertukaran medis, itu adalah Obat Ajaib yang dilihat oleh Tabib Lukman. Kenapa Tabib Lukman tidak mengenalinya sekarang?
Tika mengabaikan hal ini dan berkata sambil tersenyum, "Ya, proses pengembangan obat guru saya sangat melelahkan. Masuk akal jika Tabib Lukman tidak bisa melihat apa saja resepnya."
Tabib Lukman mengangguk, lalu mengembalikan Obat Ajaib tadi pada Tika. Tika pun menghela napas lega. Kemudian, dia mengambil pil itu dan meminumkannya pada Yudis.