Retno menarik napas dalam-dalam dan menatap Sekar dengan mata kosong sebelum mengulangi dengan geram, "Kau yang pergi!"
Sekar tertegun sejenak dan menatap Retno sambil bertanya dengan tidak percaya, "Apa maksud Ibu?"
Retno memegang dadanya dan menegaskan, "Jika kau tidak menghormati kakakmu dan tidak menghargai keponakanmu, kau tidak diterima lagi di keluarga ini!"
"Kakak lagi, Kakak lagi!" Sekar sangat marah, "Ibu hanya memihak Kakak sejak kecil! Tapi, dia sudah pergi! Akulah yang selalu merawat Ibu!"
Kepalan tangan Retno yang memegang tongkat menjadi semakin erat dan bibirnya bergetar. "Kau harus tahu, Vale berusaha menyembuhkanku!" kata Retno.