Dengan sedikit sempoyongan, Rafael berhasil membawa Serra masuk ke dalam kamar hotel yang dimaksud oleh gadis itu. Dengan sedikit susah payah merangkul tunangannya itu lebih memasuki kamar, berniat untuk meletakkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Namun langkahnya terhenti di depan pintu masuk.
Karena bagaimana tidak? Pria itu langsung menyadari kalau ada yang kurang beres dengan kamar tersebut. Tak hanya menunjukkan kesan betapa mahal dan berkelasnya tempat itu, namun karena ada hal yang tak biasa di dalamnya.
Kamar telah dipenuhi oleh berbagai hiasan seperti kamar pengantin. Mulai dari lampu-lampu kecil berbentuk seperti lilin yang disusun memanjang hingga ke tempat tidur, serta adanya kuntum-kuntum mawar yang ditebar sebagai jalan. Tak lupa juga aroma harum yang menguar di seisi kamar.
"Awalnya aku meminta lilin asli, tapi katanya bahaya kalau sampai kebakaran. Iya juga sih."