Shayla menyadari bahwa dia juga tersenyum ketika Nina berkata, "Lihat? Sudah kubilang mereka lucu bersama!"
Shayla tertawa sambil mengayunkan tangannyamelalui rambut putrinya. "Tidak perlu terlalu sombong, sayang."
Nina mengerutkan hidungnya. "Tapi aku benar, Bu! Sang pangeran mendapatkan kebahagiaannya selamanya! Akhir yang bahagia jauh lebih baik daripada yang menyedihkan."
Shayla melihat kembali ke majalah dan tersenyum sedih. "Mungkin."
Dia harus mengakui bahwa hatinya terasa lebih ringan saat dia menutup majalah dan kembali ke oven.
"Apakah kamu membaca sedikit tentang Pangeran Eridan?" ucap Nina dengan semangat.
Shayla terkekeh, merasakan sedikit nostalgia untuk masa kecilnya sendiri. Anak -anak tumbuh begitu cepat. Dalam dua puluh tahun, Nina akan menceritakan kisah-kisah ini kepada anak-anaknya sendiri.
"Bagaimana dengan dia, sayang?"
"Ini terlalu dini, bodoh! Kita belum bisa membunuh anak-anak nakal itu!"