Paijo menatap kami horor, begitu kami sampai di ruangan tempat para peserta lomba bersiap-siap.
Aku tersenyum lega melihat Via, dan lainnya ada di sana.
Gilang mengantarku hanya sampai depan pintu ruangan. Ia tersenyum sinis ke arah Paijo yang tengah memperhatikan kami dari dalam ruangan.
"Lo ada hubungan apa sama itu manusia satu?" tanya Gilang pelan.
Yeah, aku sangat tahu siapa sekiranya yang Gilang maksud.
"Mungkin musuh? Atau ... sejenisnya?!" Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri.
"Nggak mungkin, lihat aja tatapan horor tuh orang, gue yakin kalo dia itu naksir sama lo!"
Aku tidak mengerti, kenapa banyak sekali yang mengatakan itu padaku.
Well, ucapan mereka sama sekali tidak bisa diterima. Adakah seseorang yang suka berkata kasar, dan sinis kepada orang yang disukainya? Benar-benar tidak masuk akal.
"Well, terima kasih banyak udah mau nganter aku sampai sini. Serius, kamu baik banget!"
"Jangan sungkan, gue sama lo bentar lagi besanan, 'kan?" gurau Gilang.