Descargar la aplicación
96% Aku Mati Dan Bereinkarnasi Ke Dalam Dunia Game / Chapter 24: Ahli Pedang

Capítulo 24: Ahli Pedang

Kami pun memulai pertarungan kita dengan saling beradu sihir aku pun seimbang dengan Sawa, lalu aku melihat Sawa mengeluarkan pedang runcing dan melemparnya ke arahku, aku berpikir kalau dia akan berpindah melalui pedang itu, namun aku salah, dia menyerang kepalaku dengan perisai yang sangat keras dan aku pun terpental

"Ada apa Kokonoi, jadi cuma ini kekuatan mu? kihihi" ucap dia dengan percaya diri, aku yang melihatnya merasa kesal aku seperti diremehkan olehnya dan aku pun melihat tanganku sendiri lalu merapikan rambutku yang acak acakan

"Ayah, aku merasa hampa di dalam sini" aku pun memegang dada sebelah kiriku dan merasa hampa

"Aku tidak akan membiarkan orang yang kusayangi mati lagi"

"Keluarga adalah segalanya!"

Dengan amarah yang menggebu nggebu aku semakin tak terkendali dan berniat menyerangnya secara langsung, aku bahkan hampir kehilangan kesadaranku karena dikuasai oleh energi negatif

"Energi apa itu? oh Dark Infinite ya?" aku terkejut dengan tebakan nya, tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju Sawa dan berniat membunuhnya tapi tiba tiba aku mendengar suara dari hatiku

"Kamu tidak sendirian, ada aku disini, aku berharap kedatanganku sama sekali tidak membuatmu merasakan kehampaan" tiba tiba ingatan itu muncul, lalu aku menghentikan seranganku aku mengingat Shuna mengatakan itu saat aku menceritakan masa laluku sebelum peperangan Gereja Timur(saat di gerbang kerajaan) aku pun menghentikan langkahku

"Kami akan selalu bersamamu lho!" aku mengingat momen dimana Rui dan Penyihir perak itu menyiramku air, kami tertawa bersama dan bermain bersama

"Aku adalah rekanmu, aku akan selalu bersama rekanku!" aku mengingat kembali ucapan Mia saat akan berangkat ke Amenasia

"Guru, kamu akan selalu menjagaku kan?" aku merasakan Penyihir Perak mengenggam tanganku, dan aku pun tersadar dari Dark Infiniteku

"Nobara?"

"Akhirnya kamu sadar" aku melihat Nobara yang tersenyum padaku dan tak lama Nobara pun tak sadarkan diri lagi

"Nobara!"

"Sudahlah, melibatkan muridmu dalam urusanmu, pikiranmu masih naif, Kokonoi, kamu adalah ancaman dunia ini" dia pun menatapku dengan tatapan serius, aku semakin kesal dengannya

"Grrghhh!" aku pun mengeluarkan pedangku

"Majulah!"

Dia pun menyerangku dengan tertawa jahat, kami saling adu pedang dan saling menyerang, betapa sengitnya pertarungan kami

"Metatron, Light Sword!" aku pun melapisi pedangku dengan cahaya yang panas

"Metatron? tch aku akan menghajarmu-" aku pun langsung menusuknya saat dia bicara

"Aaaaaahhhh" dia berteriak histeris karena kesakitan, aku pun menjauh darinya

"Mana mungkin aku bisa kalah darimu! manusia rusak!" amarahnya pun menggebu nggebu, lalu dia mengeluarkan sayap merah darah dan langsung menyerangku, aku pun berhasil menghindari seranganya, namun dia dengan cepat menembakkan bola api pasaku, aku pun terpental karena seranganya

"Itsuka Kokonoi, atas perintah Tuhan kau harus kubunuh!"

"Perintah Tuhan? tunggu! apakah kamu ksatria Gereja Timur?"

"Hah, apa yang kau katakan?"

"Itshuna Mieko itu adalah temanku" dia pun terkejut setelah aku mengatakan itu

"Itshuna Mieko?"

"Apa kau kenal dia?"

"Aku-aku adalah adiknya!" ucapnya dengan meneteskan air mata

"Benarkah? bukanya kau sudah dibunuh?"

"Memang, tapi aku berhasil memindahkan kesadaranku di tubuh yang sudah aku siapkan, ya aku suka membuat manusia buatan"

"Kenapa kamu memanggilku manusia rusak?"

"Karena kamu telah melakulan pemerkos-"

"Tidak tidak tidak, aku tidak melakukanya, itu adalah fitnah!" ucapku dengan memotong perkataanya

"Lalu kenapa kamu bisa masuk ke dunia ini?"

"Aku, aku mencari kakak kemana mana sampai aku mempelajari cara untuk masuk dunia lain"

"Benarkah, tapi keihatanya kamu lebih kuat darinya"

"Iya, memang, tapi kamu lebih kuat dariku" ucapnya dengan bersikap judes khas nya

"Benarkah?"

"Iya, energi Dark Infinite mu terlalu besar, aku bahkan sampai sedikit ketakutan karena energinya" aku pun tertawa padanya

"Aku sempat berfikir akan membunuhmu lho dengan dark infiniteku"

"Tanpa direncanakan aku juga akan membunuhmu"

"Kau?" aku pun kesal pada tingkahnya

"Lalu kenapa kamu memanggil Mei untuk menculik Rui?"

"Mei siapa? maksudmu Ifrit, kamu memberinya nama?"

"Iya, Ifrit, untuk apa kamu? memanggilnya?"

"Katanya jika aku mengambil kekuatanya setelah dia menculik anak bangsawan, aku bisa mendapatkan penglihatan masa depan" tiba tiba kepalaku terasa seperti tersetrum dan aku melihat suatu ingatan

aku melihat gadis itu diantara kabut kabut asap, aku melihatnya sedang meneteskan air matanya

"Ahaarghh, apa itu tadi?!" aku pun terkejut dengan hal yang barusan terjadi, aku-aku sangat bingung tentang dunia ini, ini dunia game kan? apakah jika aku berhasil menamatkan gamenya, aku akan mati?

"Kokonoi, kamu kenapa?" aku pun tersadar ternyata aku melamun

"Bukan apa apa, ayo, kita ke tempat kakakmu"

"Bagaimana dengan Ifrit?" tanya Sawa padaku

"Kita akan membawanya" aku pun menghampiri Mei dan menyembuhkan lukanya

"Jadi dimana Rui sekarang?"

"Dia sedang berada dalam bahaya, salah satu dari 3 ahli pedang dunia sedang bersamanya" jawab Sawa dan membuatku cemas pada Rui

"3 ahli pedang? apa maksudnya?"

"3 ahli pedang terbaik di dunia ini"

1.Johanes Arthur

2.Tataka mite

3. Sakusawa Anna

"Dari ketiga itu, siapa yang sedang bersama Rui?" tanyaku dengan semakin cemas

"Johanes arthur, dia sungguh ahli pedang yang sangat licik dan terampil, tatapan liciknya membuat ku jengkel, aku bahkan terpaksa bekerja sama denganya"

"Tch sial! Sawa! aku tidak akan memaafkanmu, jika kau bisa membantuku dan membawa Rui kembali, aku akan memaafkanmu"

"Baiklah, aku akan membawanya" kami pun mulai bekerja sama dan kembali dari dunia buatan Mei

Johanes Arthur, nama eropa ya? apakah dia berasal dari dunia ini? ada 3 ancaman bagiku, dan jika mereka sudah mendengar rumorku, aku akan di incar oleh mereka, yang menjadi pertanyaan.apakah mereka saling bermusuhan?

"Oi Sawa"

"Kenapa?"

"Apakah mereka saling bermusuhan?" tanyaku sembari menuju portal

"Aku tidak tahu, keberadaan mereka sangat misterius namun, mereka memiliki julukan masing masing dan kekuatan masing masing"

"Sakusawa Anna. yang dijuluki dengan "Tak Tersaingi" dia merupakan ahli pedang nomer 2,dan salah satu pengguna sihir tanah dan air"

"Johanes Arthur. yang dijuluki "Otak Iblis" dia merupakan ahli pedang nomer 3,dia cukup jago menggunakan pedang, namun dia lebih banyak menggunakan otaknya"

"Tataka Mite. yang dijuluki "Bahaya Misterius" dia merupakan ahli pedang terkuat dan selalu tidak diketahui posisinya saat bertarung, itu tepat dengan julukanya, dia adalah pengguna pedang dan sihir" jelas Sawa padaku, lalu tiba tiba aku berada pada sebuah ingatan, dimana aku hampir mati oleh salah satu dari mereka, namun aku berhasil membalikan keadaan dan menang telak dengan Dark Infiniteku, aku melihat diriku yang sedih dengan tumpukan mayat berserakan di sekitarku, aku tidak tahu. apa yang terjadi dengan ingatanku yang satu ini? apakah semua ingatan ini terhubung dengan masa laluku di dunia? pohon apel itu?! ibu?! sakit hati?! patah hati?! aku-

"Kokonoi, dari tadi kamu melamun di dekat tong berisi ikan itu? kamu sedang kenapa?" aku mendengar suara Shuna dan menoleh ke arahnya

"Kamu kenapa?"

"Apa yang terjadi? bukanya?"

"Ooh Kokonoi sudah bangun.halo rekanku" Sawa menyapaku dengan hangat, namun aku tidak memperdulikannya

"Duuuh kamu kenapa sih?"

"Kalian sudah berbaikkan?" tanyaku pada Sawa dan Shuna

"Kamu kenapa sih? kok kaya bingung"

"Apakah karena wanita?" tanya Sawa dengan meledekku

"Hueeeh apa?!" ucap Shuna dengan tidak percaya

"Kokonoi apakah benae kamu sedih karena wanita?"

"Iya sepertinya begit-"

"Bisakah tinggalkan aku sendiri?!" teriakku dengan membelakangi mereka

"Ka-kamu kenapa Kokonoi?" Shuna terlihat seperti ketakutan

"Aku tidak tau, ingatan itu-ingatan itu selalu muncul ketika aku mendapatkan informasi baru" jelasku dengan kejadian kejadian yang aku lihat

"Ingatan apa?" tanya Sawa dengan cemas

"Aku tidak bisa menjelaskanya-ingatan itu seperti aku pernah mengalaminya, namun aku belum merasakan ingatan itu"

"Seperti ingatan masa depan?" ucap Shuna dengan menunjukku dia pun mendekatiku dan memegang pipiku

"Jangan cemas, kami akan selalu berada disisimu, Kokonoi" ucap Shuna dengan tersenyum padaku, aku pun juga melihat Sawa yang tersenyum juga di belakang Shuna. Aku-aku merasakan wajahku memerah

"Ingatan masa depan ya? aku, aku akan menahan diriku"


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C24
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión