"Kalung itu … kenapa bisa ada pada kamu, Alira?"
Ardian menatap kalung yang melingkar cantik di leher Alira. Merasa tidak asing dengan bentuk kalung tersebut. Bagaimana bisa Ardian melupakan sebuah benda yang pernah menjadi saksi hidupnya di masa lalu.
"Gausah lama-lama natapnya," sinis Alingga menghalangi tubuh Alira supaya tidak terus ditatap oleh papanya.
Alira tampak memutar bola matanya melihat kelakuan Alingga yang sangat kekanak-kanakan. Masih banyak tamu yang ada di ruang tamu tapi tidak membuat Alingga malu bersikap seperti tadi. Jangan lupakan juga dengan banyaknya wartawan yang kini sedang mengarahkan kamera mereka ke Alingga.
"Darimana kamu dapatkan kalung itu Alira?" tanya Ardian untuk yang kedua kalinya.
Tidak mudah untuk bisa mendapatkan kalung yang saat ini sedang Alira pakai. Maksudnya … tidak sembarang orang bisa menerima kalung tersebut dari sang pemilik kalung.
"Mama yang kasih ke Alira," jawab Alingga mewakili Alira.