"Siapa lagi yang meneleponku?" gumam Monika, mengambil kembali ponsel yang telah dimasukkan ke dalam tas.
Alisnya mengernyit setelah melihat nomor asing yang tertera di layar ponsel. "Bukankah ini nomor yang sama dengan nomor yang tadi dipakai Nathan untuk mengirim pesan padaku?" Monika tidak menjawab, hanya melihat layar ponsel yang terus mengeluarkan bunyi panggilan masuk.
"Semakin kurang ajar saja si Nathan ini, tadi berapa kali kirim pesan sekarang meneleponku. Apa dia tidak punya otak? Aku tidak melayaninya karena tidak mau berhubungan lagi dengannya. Brengsek!!"
Monika menarik napas panjang, menormalkan kembali kepalanya yang sedang panas. "Aku harus pamit dulu ke Pak Leo sebelum pulang."
Terdengar suara menyuruhnya masuk ketika Monika mengetuk ruang kerja Presdir. "Masuk."
Monika langsung masuk. "Maaf Pak, aku mau pamit lebih dulu karena pekerjaanku telah selesai," ucap Monika setelah berdiri di depan mejanya Leo.
Ikuti terus ceritanya dan jangan lupa tinggalkan komentar, power stone atau gift buat author.
Terima kasih banyak atas semua dukungannya.