Di kafe dekat dengan gedung badan forensik Mama Ani mengajak Ana menikmati secangkir kopi dan beberapa kue tar sebagai pendampingnya. Ana yang kaku melihat Mama Ani terus tersenyum memperhatikannya, membuatnya menjadi sedikit canggung lalu memulai untuk membuka pembicaraan.
"Maaf ya Tante aku tidak tahu kalau Tante ternyata Mamanya Mahen, jadi aku tadi tidak mengenal Tante," ucap Ana tersenyum menyadarkan Mama Ana yang terus-menerus memperhatikannya.
"Iya tidak apa-apa, aku mengerti kok. Aku justru yang seharusnya minta maaf kepadamu, karena mengganggu waktu bekerja kamu," jawab Mama Ana sambil mengangkat gelas cangkir untuk meminum kopinya.
"Tidak masalah Tante, jadi tenang saja. Oh iya kenapa Tante mengajak saya kemari?" tanya Ana penasaran sambil menatap wajah Mama Ani.
Mendengar pertanyaan dari Ana, membuatnya bingung lalu dia mengalihkan pembicaraannya dengan membahas nama mereka yang hampir mirip.