Descargar la aplicación
66.66% Asmara Tanpa Suara / Chapter 6: Cinta Yang Berjalan

Capítulo 6: Cinta Yang Berjalan

Hari ini hari minggu. Waktunya bagi kita berdua melepaskan pilu.

Kita berdua yang setiap harinya sibuk dengan segala sesuatu. Namun di hari minggu ini kita berdua memilih untuk menikmati waktu.

Setiap hari kita memang sibuk, hari minggu ini kita juga sibuk. Iya kita memang sibuk untuk menikmati waktu berdua, cukup kita berdua yang merasakan bahagia, untuk orang lain itu bukanlah urusan kita. Kita ingin mengambil alih dunia pada hari minggu ini, kita ingin dunia menjadi milik kita berdua. Kita sedang tidak ada dirumah pada hari minggu ini.

Rumah kita memang menjadi kenyamanan kita, tapi kenyamanan yang sebenarnya adalah saat kita berdua sedang bersama. Kita berdua pergi menyusuri jalan yang panjang, kita berdua ingin mengelilingi indahnya dunia, kita berdua akan menjelajah sampai kita berdua lelah.

Puncak bukit hijau menjadi tempat indah kita memadu cinta.

Air terjun yang mengalir menjadi tempat berseminya cinta kita berdua.

Harum wangi bunga beraneka warna seakan menyambut cinta kita berdua.

Sembari aku membelai kepalanya dan memeluknya di tengah kebun berbunga.

Dia juga mendekap didadaku, begitu mesranya dia menempel padaku.

Aku : "sayang, apa kamu suka dengan tempat ini." Dia : "aku hanya sekedar suka, selebihnya aku lebih menyukai pelukan dan kasih sayangmu."

Sepanjang perjalanan kita selalu bergandeng tangan, genggaman tangan kita berdua sangatlah erat, kita berdua tidak ingin saling melepaskan genggaman. Naik turun ke puncak diringi dengan semilir angin membuat hati kita berdua menjadi tenang.

Kita duduk di gubuk puncak hijau yang berbunga, rasa nyaman dan bahagia mengiringi kita.

Aku : "aku tadi memetik setangkai bunga untukmu." Dia : "aku tidak perlu bunga sayang, cukup dengan cintamu saja."

Aku : "aku ingin menyelipkan bunga ini pada sisi jilbabmu." ( Aku menyelipkan setangkai bunga pada sisi jilbabnya. ) Dia : "bunga ini warnanya ungu, dan warna inilah kesukaanku."

Aku : "kamu terlihat sedikit beda jika ada setangkai bunga di sisi jilbabmu, tapi cantikmu tetap sama." Dia : "hmm terima kasih sayang, kamu selalu bisa membuat kejutan untukku." (Dia tersenyum dan menyandarkan kepalanya pada bahuku.)

Kita berdua menemukan air terjun yang begitu memanjakan mata, kita berdua menginjakkan kaki ke permukaan air terjun yang mengalir, sembari kita duduk pada bebatuan yang seolah mempersilahkan kita. Kita berdua saling menceritakan semuanya.

Genggaman tangan ini selalu mengiringi langkah kita. Gemercik air terjun yang dingin ini menambah syahdunya cinta kita berdua, hawa yang sejuk kita nikmati berdua sambil duduk dan bercengkrama.

Tidak terasa jika hari ini waktunya begitu cepat bagi kita, karena hari ini kita merasakan bahagia. Hari yang penuh dengan bahagia, hari yang menyajikan cinta. Kita menikmati perjalanan indah hari ini sampai lupa waktu, hingga pada akhirnya mendung petang pun datang seakan mengingatkan kita bahwa kita berdua harus meninggalkan tempat indah kita memadu cinta.

Akhirnya kita berdua meninggalkan tempat yang awalnya menyambut kehadiran cinta kita berdua. Saat dalam perjalanan tiba tiba rintik hujan pun turun, tapi kita berdua tetap melanjutkan perjalanan.

ambil menggenggam tangannya aku pun berbicara padanya.

Aku : "sebaiknya kita lanjut jalan saja sebelum hujannya semakin deras."

Dia : "iya, kita harus segera kembali ke mobil sebelum hujannya bertambah deras."

Akhirnya kita berdua berlari kecil sambil bergandeng tangan menuju mobil, saat tiba di depan mobil dia sedang menggigil lalu akhirnya aku memeluknya dan aku segera membukakan pintu mobil agar dia tidak kedinginan. Kebetulan saat itu aku menjumpai pedagang di seberang jalan, aku pun menghampiri pedagang itu dan membeli makanan dan minuman hangat untuk dinikmati di dalam mobil.

Dia : "kamu habis dari mana sayang ?"

Aku : "aku tadi membelikan makanan dan minuman hangat untukmu."

Dia : "lalu apakah kamu hanya membelikanku saja."

Aku : "iya, aku tidak perlu."

Dia : "apa kamu tidak lapar ?"

Aku : "tidak sayang, aku membelikanmu makanan dan minuman hangat agar kamu tidak kedinginan."

Dia : "terima kasih sayang, kamu selalu perhatian padaku."

Didalam mobil aku pun menyuapinya, dan dia saat itu berkata padaku.

Dia : "makanlah juga sayang, sekarang giliranku menyuapimu."

Dia menyuapiku dengan penuh senyuman manis, lalu setelah itu dia memberikan secangkir teh hangat padaku sembari berkata.

Dia : "coba minumlah teh hangat ini, agar kamu tidak kedinginan juga."

Saat aku meminumnya aku pun kembali mengatakan padanya.

Aku : "teh ini rasanya pahit, coba kamu rasakan."

Dia mencobanya lalu dia berkata balik padaku.

Dia : "tehnya rasanya manis kok."

Aku : "sini biar aku coba lagi rasanya."

Lalu aku pun meminumnya kembali sembari berkata.

Aku : "oh iya ternyata rasanya manis, mungkin awalnya memang pahit, tapi setelah kamu yang meminumnya kini rasanya menjadi manis sayang."

Dia sambil tersenyum dan menepukku berkata.

Dia : "kamu ini selalu saja seperti ini padaku, tapi itu lucu juga sayang."

Setelah kita berdua menikmati makanan di dalam mobil, kita berdua pun melanjutkan perjalanan pulang. Hujan semakin deras saat kita berdua menuju perjalanan pulang, sambil memegang setir aku meliriknya, dia sedang menggigil karena kedinginan. Aku pun menepi di sisi jalan dan menghentikan mobil. Dia bertanya.

Dia : "kenapa berhenti sayang ?"

Aku : "pakailah jaketku, aku tahu kalau kamu kedinginan, pakailah jaketku agar kamu tidak sampai masuk angin."

Aku melepas jaket lalu aku memakaikan jaketku pada tubuhnya.

Dia : "terima kasih sayang."

Kemudian saat aku kembali melanjutkan perjalanan, dia kembali berkata padaku sambil memegang tanganku.

Dia : "sayang aku capek, aku mengantuk, kalau sudah sampai di depan rumahku, tolong bangunkan aku ya."

Aku : "iya sayang, tidurlah."

Dia : "hmm aku tidur dulu ya sayang, kamu tetap hati hati ya, jangan memperhatikanku terus, aku baik baik saja kok hehe."

Aku : "hmm iya sayang iya, semoga tidurmu nyaman dalam perjalanan ini."

Dia : "iya sayang."


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C6
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión