Descargar la aplicación
3.2% Theodor Obsession / Chapter 13: Dating

Capítulo 13: Dating

Sienna mendengar suara mobil dari bawah melihat ke arah jendela. Terlihat mobil Theodor yang baru saja memasuki halaman rumah.

"Becca, udah dulu ya. Anak gue udah pulang," kata Sienna.

Sienna mematikan sambungan telepon itu, lalu dia turun ke bawah. 

"Ayo masuk dulu, Sayang. Ada yang mau Mama bicarakan sama kamu," kata Sienna menggenggam tangan Theodor.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah lalu mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Sienna menatap wajah Theodor yang terlihat kusut mengernyitkan dahinya.

"Kamu kenapa kelihatan tidak senang lagi, Nak? Mama sedih loh lihat Theo kayak gini," kata Sienna.

"Ma, aku baik-baik saja kok. Tenang saja," balas Theodor.

"Apa ada yang mengganggu Kaila tadi di sekolah, Nak? Enggak biasanya Mama lihat kamu cemberut gini," kata Sienna.

Theodor menceritakan tentang Kaila yang dekat dengan pria lain bernama Richard dan juga Kaila yang hampir dinodai guru mereka.

"Berani sekali orang itu mau menyentuh Kaila. Siapa nama guru itu?" tanya Sienna.

"Namanya pak Jaja, Ma," jawab Theodor.

Sienna menggeram kesal dan mengatakan ke Theodor bahwa dia akan melaporkan perlakuan Jaja ke Arga.

"Ma, sudah aku urus kok orang itu. Aku bisa menanganinya sendiri," kata Theodor.

"Tapi orang itu masih berkeliaran, Nak. Bisa-bisa nanti Kaila kena imbasnya lagi," balas Sienna.

"Kaila sudah punya Richard yang bisa melindungi dia. Mungkin sebentar lagi mereka jadian dan dia akan melupakan aku selamanya," kata Theodor.

"Theo, Mama enggak mau kamu menyerah. Kamu enggak pernah seperti ini sebelumnya," balas Sienna.

"Ya kalau orang yang kita perjuangkan tidak pernah melihat ke arah kita untuk apa diperjuangkan lagi, Ma," kata Theodor.

"Mama dulu juga enggak melihat ke arah papamu. Mama buta dengan cinta dan percaya pada pacar Mama bahwa dia tidak akan berselingkuh, tapi ternyata dia berselingkuh di belakang Mama," balas Sienna.

"Iya semoga saja Kaila seperti Mama, terbuka hatinya," kata Theodor.

Tidak lama pelayan mengantarkan minuman untuk mereka. Theodor meminum minuman itu hingga habis.

"Ma, aku pamit ke kamar duluan ya. Mau bersih-bersih dulu nih, bau asem," kata Theodor.

"Yang bersih ya, Nak," balas Sienna.

Sienna melihat Theodor sudah pergi terduduk lesu di sofa ruang tamu. Dia kecewa sama Kaila yang sudah membuat Theodor sakit hati.

"Apa sih kurangnya Theo sampai Kaila tidak mau menerima dia?" gumam Sienna.

Arga yang baru pulang dari kantor melihat istrinya termenung memanggil Sienna membuat Sienna terkejut.

"Kamu bikin kaget aja," kata Sienna.

"Kamu melamun terus kenapa sih? Aleysa di mana?" tanya Arga.

"Aleysa lagi pergi les piano," jawab Sienna.

"Oke. Terus kamu mikirin siapa sih?" tanya Arga.

"Aku mikirin hubungan Kaila dan Theodor. Padahal aku ingin mereka bersama, tapi Kaila malah merusak semuanya," jawab Sienna.

"Kalau jodoh, tidak akan ke mana. Lihat saja kita berdua, kita terus bersama sampai saat ini," balas Arga.

***

Kaila yang berada di kamar sudah selesai mandi. Dia uring-uringan sampai saat ini di atas kasur karena Theodor masih memblokir semua media sosialnya maupun nomor telepon dia.

"Arghhh! Kenapa aku jadi sedih gini sih. Otakku mikirin Theodor mulu. Biiasanya dia memperhatikan aku terus, tapi sekarang aku yang kangen diperhatiin dan dimanjain dia. Padahal kan kita bisa jadi sahabat, kenapa theodore egois gini sih?" kata Kaila sambil memukul-mukul bantalnya.

Tring

Suara ponsel Kaila berbunyi. Dia melihat ada panggilan video masuk dari grup yang berisi teman-temannya langsung mengangkat panggilan itu.

"Eh, Kaila, lihat nih tas baru gue yang dibeliin sama mama gue bagus banget," kata Christine.

"Gue minta mobil aja enggak dibeliin gara-gara insiden gue nolak perasaan Theo," balas Kaila lesu.

"Lu juga aneh sih pakai nolak Theo yang jelas-jelas sudah mengenal lu luar dan dalam," kata Nora.

"Entahlah, gue bingung sama diri gue sendiri," balas Kaila.

"Dasar labil," ejek Christine.

"Kaila," panggil Rebecca dari luar.

Kaila mematikan panggilan video itu setelah berpamitan pada semua teman-temannya, lalu dia menghampiri Rebecca yang berada di depan pintu kamar.

"Ada apa, Ma?" tanya Kaila.

"Itu di bawah ada tamu," jawab Rebecca.

Kaila mengikuti langkah kaki Rebecca turun ke bawah. Mata dia seketika melotot saat melihat siapa yang berada di ruang tamu saat ini.

"Kaila, aku mau belajar matematika sama kamu," kata Richard.

Kaila menatap Richard dengan tatapan bingung. Dia menduga pasti ini semua akal-akalan Richard supaya bisa bersama dengannya.

"Sayang, kamu ada tugas yang tidak kamu mengerti?" tanya Rebecca.

"Iya, Ma. Aku ada yang kurang paham," jawab Kaila.

"Ya sudah kalian ngerjainnya di ruang tamu aja ya, jangan ke kamar," kata Rebecca.

"Iya, Ma. Kaila ambil buku dulu di kamar," balas Kaila.

Kaila menatap Richard sekilas lalu menaiki anak tangga lagi menuju kamarnya.

"Aku akan mendapatkan kamu," gumam Richard.

Richard tersenyum-senyum sendiri. Jantung dia berdebar-debar ketika bertemu dengan Kaila dan pikiran dia selalu memikirkan Kaila. Ya dia jatuh cinta pada Kaila.

Tidak lama Kaila datang sambil membawa buku pelajarannya. "Kita mau belajar apa?" bisik Kaila di telinga Richard.

"Kamu ada yang enggak dimengerti tidak?" tanya Richard lembut sambil membelai pipi Kaila.

Kaila menggigit bibirnya. Dia merasa gemas dengan tindakan Richard.

"Kamu mau minum jus apa? Aku nanti bawakan," tawar Kaila.

"Jus rasa kamu ada enggak?" goda Richard.

"Prettt, mana ada jus rasa aku," balas Kaila.

Kaila pergi ke dapur untuk membuatkan jus jeruk buat Richard.

"Nona, mari saya bantu buat jusnya," tawar Yuni.

"Tidak perlu, Bi. Saya bisa sendiri," balas Kaila.

Yuni membuka ponselnya lalu melaporkan pada Theodor apa yang dilakukan Kaila saat ini dan ada teman Kaila yang datang ke rumah.

Kaila yang sudah selesai membuatkan jus jeruk bersiul riang sambil berjalan menuju ruang tamu. Dia memberikan jus itu pada Richard.

"Richard dicoba jusnya, dijamin enak," kata Kaila.

Richard meminum jus itu dengan pelan, menikmati rasa asam sekaligus manis bercampur menjadi satu.

"Enak nih, peres sendiri?" tanya Richard.

"Iya dong. Siapa dulu yang buat," jawab Kaila sambil menunjuk dirinya.

Richard terkekeh lalu merangkul Kaila yang sudah duduk. "Kamu manis banget sih," puji Richard.

"Oh iya, Richard, ada apa sampai mau ketemu aku, padahal baru aja kita ketemu?" tanya Kaila.

"Kangen aja. Emang aku enggak boleh ketemu kamu?" kata Richard sambil menggenggam tangan Kaila membuat wajah Kaila menjadi bersemu merah.

"Boleh kok, tapi jangan ketahuan orang tuaku. Nanti mereka bisa marah," jawab Kaila.

"Iya, Kaila. Oh iya, besok jadi nonton ya, aku udah pesan tiket untuk kita berdua," kata Richard.

"Oke," balas Kaila bersemangat sambil mengacungkan jempolnya.

"Ya udah mending sekarang kamu bantuin aku kerjain pr. Aku lagi enggak mood," pinta Kaila.

"Okelah, Cantik," kata Richard. Dia mengambil buku Kaila lalu mengerjakannya.

"Lumayan, aku tidak perlu mengerjakan pr lagi," kata Kaila tersenyum.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C13
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión