"Maafkan aku, Holland. Aku tidak bisa berbuat banyak. Apapun yang ku ucapkan, tak akan didengar oleh Opa Lennerd. Lagi pula, tak semudah itu memintanya untuk membatalkan keinginan Opa dalam waktu yang sudah sedekat ini. Sekali lagi, maafkan aku, Holland." Aku kembali menundukkan kepalaku. Kalau Mama Saartje saja tidak bisa menghentikan keinginan Opa Lennerd, apalagi aku. Tak ada cara untuk membuat Opa Lennerd mengubah keputusannya. Dengan begini, aku akan kesepian. Tak ada sahabat yang akan menemaniku lagi di saat aku sedang bermain. Aku ingin sekali menangis, mengeluarkan segala kesedihanku. Namun keadaan menuntutku untuk tetap tegar agar Heleen tak bersedih.
"Holland, jangan memasang wajah murung!" Aku menoleh saat Papa Theo datang menegurku. Dia pun berjongkok di depanku sambil menatapku dengan senyumannya yang manis. "Nanti kita akan mengunjungi toko mainan dan membeli mainan yang kau inginkan. Kau boleh memilih sendiri mainan itu," lanjutnya membuat terkejut.