Kavin sampai di rumah sakit yang dishare oleh Nina. Lalu dia berlari menyusuri lorong rumah sakit yang panjang. Keadaan malam yang sudah larut membuat keadaan sepi dan semua penghuninya beristirahat di dalam kamar inap.
Setelah menaiki lift, dia harus berjalan lagi. Hingga dia sampai di depan sebuah kamar. Kavin melihat dari kaca pintu seseorang terbaring di atas ranjang, mata Kavin memerah karena terasa panas oleh air mata yang ingin keluar.
Hingga Nina yang berada di samping Shintia menyadari kedatangan Kavin. Nina beranjak dari bangku menghampiri Kavin. Sudah sejak kemarin Nina berada di sini menunggui bosnya, bahkan Nina sudah menganggap Shintia seperti saudara.
Karena sikap Shintia yang baik dan Nina juga sudah lama sekali bekerja untuk Shintia. Dari nol hingga sekarang. Itulah kenapa Nina sangat sedih dengan apa yang dialami Shintia. Dia tidak tega jika harus pergi dan membiarkan Shintia sendirian
"Nina, bagaimana Shintia, dia nggak apa-apa kan, Nin?"