Hari-hari sudah berlalu dan dijalani Zen dengan biasa.
Seperti biasa, dia akan melakukan rutinitas hariannya, yaitu jogging di pagi hari pada jam 05.00 Pagi sampai jam 06.00 Pagi.
Setelah selesai jogging, Zen mandi lalu menyiapkan sarapannya dan mengganti pakaian sekolah lalu berangkat ke sekolah dengan bus terdekat.
Di dalam bus, terlihat ada beberapa siswi dari sekolahan lain melihat atau melirik ke arah Zen dengan tatapan menggoda.
"Hey, kau lihat pria itu?!" Tanya Gadis acak kepada temannya.
"Hmm?! Maksudmu yang tampan dan berambut putih itu?!" Tanya teman gadis tadi.
"Benar! Andai saja aku bisa memiliki pria seperti dirinya..." Ujar Gadis itu.
"Pffttt* Pls. jangan bermimpi! Mana mungkin gadis barbar seperti dirimu akan memiliki orang sesempurna pria itu!" Jawab temannya menahan tawa sambil mengolok-olok temannya.
Zen yang mendengar deskusi mereka hanya tersenyum ke arah kedua gadis itu lalu kembali melihat keluar jendela bus.
Para gadis itu hanya bisa bengong lalu blushing karena melihat senyum manis Zen.
-10 Menit kemudian-
Akhirnya, Zen sampai di sekolahannya.
Saat keluar dari bus, Zen melihat Katsuki Bakugo juga baru sampai di sekolah.
Mereka berdua pun bertatapan mata sebentar, lalu Zen mengangguk ke arah Bakugo dan Bakugo membalas angukannya dan pergi begitu saja.
Zen hanya tersenyum lalu ikut pergi menuju kelasnya.
Seperti biasa, dikelas sangat membosankan seperti biasa.
Zen akan selalu di dekati banyak wanita dan pria karena Zen sendiri mudah bergaul dengan orang lain. Gampangnya, dia adalah tipe orang yang mudah di ajak berteman.
Beberapa saat kemudian, ada salah satu pria menanyakan sesuatu kepada Zen yang membuat semua kelas penasaran.
"Ngomong-ngomong, Sebenarnya apa Quirk yang kau miliki?!" Ucap salah satu teman sekelas Zen.
"Ahh, kau benar! Aku juga penasaran dengan Quirk milik Nao-Chan!" Ucap salah satu gadis yang berada di dekat Zen.
( AN : Di kelas, biasanya Zen akan dipanggil Nao-Chan oleh para Wanita. Nama ini di ambil dari nama keluarga Zen, yaitu Hanaoka dan hanya di ambil dari sebagian kata, yaitu Nao.)
"Ehh, aku belum memberitahu kalian tentang Quirk ku kah?!" Ujar Zen kepada temannya.
""Belum!"" Jawab mereka semua dengan serempak.
"Aku memiliki Quirk yang sedikit unik, yaitu aku dapat mengeluarkan api berwarna biru laut lalu menyelimuti tubuhku. Uniknya adalah apiku bisa menyembuhkan atau melukai orang. Itu tergantung dengan kemauanku! Dan yang paling penting adalah aku dapat merubah wujudku menjadi burung/binatang mistik, yaitu Phoenixx!" Jelas Zen kepada para temannya.
Mereka semua terkejut dengan Quirk yang dimiliki Zen. Bukan hanya unik namun juga langka. Bagaimana tidak, dari penjelasan yang dituturkannya kepada mereka adalah Api yang dimiliki Zen berwarna biru air laut dan bukannya orange atau merah seperti api pada umumnya. Dan lebih uniknya lagi, api yang dimiliki Zen dapat menyembuhkan serta melukai seseorang sesuai kehendak yang di inginkan Zen.
Bakugo yang mendengar penjelasan Zen hanya mendecakkan lidahnya lalu bergumam sesuatu yang tidak bisa di dengar oleh orang lain. Izuku yang berada di sekitar nya langsung mengeluarkan bukunya dan mencatat apa yang dijelaskan Zen tadi. Dia mencatat Quirk yang dimiliki Zen dengan teliti, entah untuk apa dan apa tujuannya.
Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya guru walikelas pun datang dan mulai mengulang kelas.
"Baiklah, cukup deskusinya! Duduk di tempat kalian masing-masing!" Ujar Walikelas.
Akhirnya para murid yang berkumpul di bangku Zen duduk di bangku mereka masing-masing dan mulai memperhatikan pembelajaran yang akan datang.
-Skip Setelah Pelajaran Selesai-
"Baiklah, pelajaran selesai, kalian boleh pulang sekarang!" Ucap Walikelas lalu pergi sambil membawa buku di tangannya.
Saat Zen mengemasi barangnya, tiba-tiba seseorang berteriak di kelas.
"DEKUUUU!!!" Dan yang berteriak ini adalah Bakugo.
Zen yang melihat ini hanya menatap Izuku dengan tatapan kosong lalu pergi pulang karena dia tidak ingin kerepotan atau melakukan hal yang sia-sia menurutnya.
Maksud Zen adalah dia tidak peduli apa yang akan terjadi ada mereka berdua dan apa yang akan dilakukan Bakugo kepada Izuku.
Setelah sampai di rumah, Zen mengganti pakaiannya lalu pergi ke kamarnya dan mulai menyalakan komputernya.
Saat ini, dia sedang melakukan sesuatu. Yaitu membuat lagu. Atau lebih tepatnya Zen ingin membuat lagu yang dia tulis sendiri dan lagu ini adalah lagu yang pernah Zen dengarkan di kehidupan sebelumnya.
Ya! Zen mengcopy lagu di kehidupan sebelumnya lalu menyanyikannya di dunia ini karena di dunia ini masih belum ada.
Setelah menulis lirik lagu yang akan di nyanyikan olehnya nanti, Zen langsung menyiapkan alat-alatnya.
Sebenarnya, dia sudah merekam Instrumennya dan hanya tinggal menyanyikannya saja.
Zen menyiapkan kamera untuk merecord atau merekam dia bernyanyi nanti. lalu Mic dan filter untuk menjernihkan suara.
Beberapa saat kemudian, akhirnya dia selesai menyiapkan semua yang dibutuhkan.
*Tarik Nafas* *Buang Nafas*
Itulah yang dilakukan Zen sebelum memulai recordnya.
Setelah siap, Zen memulai record dan merekam dirinya sendiri. Tak lupa dia menghidupkan instrumental musik yang akan di nyanyikan nya.
( Music : Bring Me The Horizon : Mother Tongue )
Lyric Music
🎶🎶 I didn't see it coming
But I never really had much faith
In the universe's magic, oh no
Till it pulled us to that time and place, and I'll never forget
When the floodgates opened, we, we cried an ocean
It still has me choking, it's hard to explain
I know you know me, you don't have to show me
I, I feel you're lonely, no need to explain
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue
And yeah, I could be punching
But I always tend to fluctuate
And I feel sick that I'm buzzing; oh, love, I'm in trouble
I'm sorry, but you got me gushing all over the place, and I don't wanna get wet
But I think we're chosen like our fates were woven
And all of those bad choices were left turns on the way
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue
I think best way to explain, it's like
Yeah, kinda like that, but little more
Yeah, all makes sense right like, like, like
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue
So don't say you love me; fala: "Amo"
Just let your heart speak up, and I'll know
No amount of words could ever find a way to make sense of this
So I wanna hear your mother tongue🎶🎶
----------------------------------------------------------------------------------------
Setelah selesai merekam dan merecord video lagunya, Zen menghentikan rekaman lalu mulai merombak projek lagunya ini.
Selesai merombak dan mengedit beberapa hal di video dan record lagunya, akhirnya Zen selesai.
Disini dia tidak memakai Autotone atau merubah suara asli milik Zen.
Bisa dikatakan, saat bernyanyi, Suara Zen sama seperti milik Oliver Sykes, Vokalis dari Band favoritnya yaitu Bring Me The Horizon.
( AN : Gua suka lagu-Lagunya BMTH gan. apalagi album yang "Amo" "That's Is Spirit" ama "Sempiternal". Jadi yha gua masukin aja disini😂)
Setelah itu, Zen mengunggah lagunya di media Youtu*e dan tak lupa memasang hak cipta agar lagunya tidak di copy atau di salah gunakan oleh orang lain.
"Ahhhh, akhirnya selesai juga!! Hehehe, lagu dari dunia ku sebelumnya untung tidak ada di dunia ini! Kalau begitu, aku akan ambil semua lagu yang ada di duniaku sebelumnya karena, Kenapa tidak! Wuhahahaha!" Ujar Zen dengat tawa jahatnya.
"Huft* Lebih baik aku beristirahat terlebih dahulu dan menunggu hasilnya besok! Jika di dunia ku sebelumnya, lagu yang di nyanyikan ini bisa meledak dalam 3 hari, maka kita lihat apakah disini lagu yang ku nyanyikan ini bisa viral dalam waktu yang sama seperti sebelumnya." Ungkap Zen.