Setelah mengetahui bahwa Ayumi pergi dengan mamanya, aku kembali menceritakan kejadian tadi pada Jiro. Semua detail kejadian keluar dari mulutku tanpa tertinggal satu kata pun. Jiro yang mendengarnya sepertinya mulai tersulut Emosi. Bagi Jiro, itu sudah sangat merendahkan harga diriku. Bahkan tidak hanya sekali dia merasa penasaran dengan rupa orang itu. Sungguh, di kepalaku masih teringat jelas setiap struktur wajahnya. Aku tidak akan pernah melupakannya karena suatu saat pasti harus menghukumnya.
Begitu selesai menceritakan kejadian menyebalkan itu, Jiro terus memaksaku memberitahunya mengenai orang itu. Jika dilihat-lihat sepertinya dia lebih marah daripada aku. Hahaha, Jiro ... Jiro ..., entah kenapa aku justru ingin tertawa saat ini juga. Semua emosiku mendadak menghilang kerena melihat tingkah Jiro yang seperti ini. Bahkan, ekspresinya yang sangat emosi tadi, kini berubah menjadi wajah polos penuh tanda tanya.