Saat ini hari sudah senja kembali.
Keadaan di kota sekitar masih tampak sama seperti biasanya. Masih ramai. Masih banyak orang yang berlalu lalang dan berdesak-desakan.
Di kamar itu sudah ada kembali Raka Kamandaka. Pemuda itu sedang duduk di bangku sebelumnya.
Di hadapannya ada Candika Sari. Kebetulan keadaannya sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Seluruh tenaga sudah pulih total. Mulut luka dan racun yang dia derita juga sudah hampir sembuh.
Kedua muda mudi itu sudah sejak tadi banyak bercerita untuk menghilangkan kesan canggung di antara mereka.
Namun setelah merasa puas bercanda tawa, mendadak Candika Sari berkata, "Raka, apakah kau mau mendengar masalah yang aku tanggung saat ini? Apakah kau ingin tahu juga siapa Anggalarang sebenarnya?"
"Boleh, kalau memang kau tidak keberatan," jawab Raka sambil tersenyum hangat.
Candika Sari mengangguk. Dia meneguk dua cawan arak sebelum memulai ceritanya.