Descargar la aplicación
50% Hello, My Little Girl! / Chapter 7: Teman Di Hari Pertama Magang

Capítulo 7: Teman Di Hari Pertama Magang

Written by : Siska Friestiani

Hello, My Little Girl! : 2021

Publish Web Novel : 27 Juli 2021

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

Satu persatu kepala divisi memaparkan perkembangan di divisi mereka masing-masing. Mengevaluasi kinerja setiap bulan seperti ini memang rutin Alex lakukan agar ia bisa segera mengambil tindakan jika ada hal yang salah dalam manajemen perusahaan.

Alex duduk dengan penuh kuasa. Jemarinya dari tadi men-schrool iPad yang berisi file laporan kepala divisi. Namun walaupun demikian, Alex masih bisa fokus mendengarkan Keenan yang sedang mempresentasikan laporan kerjanya.

"Berapa total karyawan magang tahun ini?" tanya Alex begitu Keenan menyelesaikan presentasinya.

"103 orang, Sir. Mereka semua dari 7 universitas yang berbeda"

"Beri fasilitas antar jemput untuk mereka. Tahun ini kita harus memberi kesan untuk mereka semua" perintah Alex lalu kembali fokus ke iPad nya.

Beberapa dari kepala divisi mengerut heran. Bukankah selama ini tanpa ada fasilitas antar jemput Anderson Group sudah memberi kesan untuk para mahasiswa magang? Dengan gaji 8.000 $ tentu bukan jumlah yang kecil untuk mereka.

Dan lagi, kini bahkan sang CEO memberikan fasilitas antar jemput untuk karyawan magang. Bahkan nyaris setara dengan fasilitas yang diberikan untuk karyawan tetap perusahaan.

"Baik, Sir. Saya akan segera mengurusnya" ucap Keenan lalu kembali duduk ke kursinya.

"Renata, bagaimana untuk laporan keuangan perusahaan bulan ini?" tanya Alex.

"Ada kenaikan 5 persen di bulan ini, Sir. Laporan pemasukan dan pengeluaran yang kita terima semua valid dengan yang terjadi di lapangan"

"Bulan depan naikkan menjadi 10 persen keuntungan"

"Baik, Sir"

"Bagaimana dengan pembangunan resort di Hawaii?" kini Alex menatap Paul meminta penjelasan.

"Sudah berjalan 75 persen, Sir. Bulan depan kita sudah bisa melakukan launching untuk pembukaannya"

"Lalu rencana hotel di Canada?" tanya Alex lagi.

"Kita terkendala di pembelian lahan, Sir. Tuan Dregas meminta harga tiga kali lipat dari yang kita tawarkan" jelas Paul.

"Tiga kali lipat?" ulang Alex dengan senyum gelinya. Namun kali ini terlihat menakutkan.

"Aku bahkan sudah berbaik hati memberi tawaran harga yang pantas untuk mereka. Tetapi sepertinya mereka lupa mereka siapa" Alex kembali terkekeh.

"Mike, kau urus pembelian lahan dengan Dregas. Bila perlu buat mereka sadar untuk tidak banyak bermain dengan Anderson"

"Sesuai perintah anda, Sir" ucap Mike, lalu menulis sesuatu di iPad nya.

"Rapat selesai, aku ingin kabar bagus untuk rapat bulan depan" tutup Alex lalu beranjak dari kursinya di ikuti Louis. Cecil dan Mike pun bergegas membereskan berkas dan mengambil iPad milik Alex yang di tinggalkan begitu saja. Lalu menyusul Alex yang sudah keluar ruangan.

"Apa jadwal ku setelah ini" tanya Alex, sembari melepas jas dan memberikannya kepada Louis.

"Anda hanya perlu mengecek E-mail yang di kirimkan Tuan Nuraga, Sir. Mengenai kontrak kerja sama yang akan kita sepakati"

"Hanya itu?"

"Yes, Sir. Hanya itu" jawab Cecil, Alex mengangguk saja.

*siskahaling*

Viona mengerjapkan matanya, pencahayaan ruangan yang remang-remang tidak membuatnya sulit untuk membuka mata. Ini dimana?

Viona seketika bangun, menatap sekeliling ruangan yang terasa asing. Ini bahkan bukan kamarnya, lalu ia ada dimana? Viona kembali menatap sekeliling, walaupun pencahayaan yang kurang, ia tau kamar ini milik seorang pria, terasa begitu maskulin serta di dominasi warna abu-abu dan hitam.

Tunggu? Terakhir kali yang ia ingat ia sedang makan siang dengan boss-nya dan setelah itu mereka membahas laporan keuangan yang ia buat, lalu setelah itu.....

Ia ketiduran.

Sial! Bahkan ia tertidur di hari pertama ia magang. Dan sekarang berada di kamar boss-nya. Yang Benar saja! Mati saja kau Viona!

Viona segera memakai high heels-nya yang berada di dekat meja nakas, ia harus cepat keluar dari sini sebelum Alex kembali. Alasan apa pula yang bisa Viona berikan jika ia bahkan tertidur ketika boss-nya sedang menjelaskan hasil kerjanya tadi.

Sial! Mungkin ia akan di pecat setelah ini.

Baru saja Viona ingin membuka pintu, Pintu sudah terbuka dari luar. Dan Alexander Anderson, sudah berdiri tepat di depan Viona.

'Tamat kali ini kau Viona' dewi batinnya berbisik

"Kau sudah bangun Angel?"

Namun segala pikiran buruknya seketika sirna, Ketika kini Alex berdiri di hadapannya dengan senyum memesona. Viona pun mengangguk sebagai jawaban.

"Emm, Sir. Ma-maaf kan saya. Saya...."

"Ketiduran?" ucap Alex masih tersenyum, lalu menepuk puncak kepala Viona lembut. Sedangkan Viona mengangguk membenarkan.

"Tidak masalah, kau tidak perlu minta maaf" ucap Alex setelahnya.

Viona terdiam beberapa saat, bagaimana mungkin Boss-nya masih setenang ini setelah mendapati anak magang seperti dirinya tertidur di jam kerja. Apa jangan-jangan ini hanya kedok karena ternyata Tuan Anderson akan memberi nilai yang buruk untuknya nanti.

Tidak, tidak. Jangan berpikir buruk Viona. Yang harus kau lakukan adalah pergi dari sini secepatnya. Setidaknya ia perlu bernapas dengan normal sekarang.

"Kalau begitu saya permisi, Sir" ucap Viona lalu pergi begitu saja melewati Alex yang bahkan masih berdiri di depan pintu.

Alex terkekeh, gadis kecilnya itu bahkan ketakutan hanya karena tertidur di jam kerja.

"Jangan terlalu takut pada ku Angel" ucap Alex melihat Viona yang sudah menghilang di balik pintu.

*siskahaling*

Viona menghembuskan napasnya. Lega saat ia berhasil keluar dari ruangan menakutkan itu. Yang kalian harus tau, berhadapan dengan pria sesempurna Alex itu benar-benar menakutkan.

"Viona?"

"Ya?" jawab Viona begitu sebuah suara memanggilnya. Viona berbalik, ternyata salah satu rekan kerjanya yang memanggil.

"Dari mana saja? Mrs. Renata tadi mencari mu" ucap wanita itu dengan nada yang di tinggikan. Menatap Viona dengan pandangan tak suka yang sangat kentara.

"Ah, i- itu. A- aku"

"Baru masuk sudah cari masalah" ucap wanita itu memotong penjelasan Viona, lalu melemparkan beberapa tumpuk berkas ke meja kerjanya.

"Kerjakan itu, besok kau harus menyerahkannya kepada ku" ucapnya lalu beranjak pergi.

"Bagus Viona, kau bahkan baru bekerja sehari disini tapi sudah membuat banyak masalah" ucap Viona pelan sambil membenturkan kepalanya ke meja kerja.

"Hey, kau bisa membuat dahi mu memar jika terus membenturkannya seperti itu" sebuah suara kembali menyapa, Viona pun segera menghentikan aksi bodohnya barusan lalu melihat siapa yang memanggil.

"Aku Edgar" ucap orang itu begitu mendapat perhatian Viona, lalu mengulurkan tangannya. Viona pun membalas uluran tangan itu. "Viona" ucapnya singkat.

"Aku belum menyapa mu secara pribadi, selamat bergabung di divisi akuntansi Viona, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik kedepannya" ucap Edgar yang disambut hangat oleh Viona.

"Terima kasih, Mr. Edgar. Senang bertemu dengan mu" balas Viona. Edgar terkekeh

"Tidak perlu terlalu formal, aku juga karyawan disini. Edgar saja aku rasa cukup" ucapnya, dan Viona mengangguk sembari tersenyum. Akhirnya ia mendapatkan teman di hari pertamanya kerja. Edgar, sepertinya cukup menyenangkan untuk di jadikan teman.

"Kau dari Portland University?" tanya edgar setelah menarik kursi dari kubikel yang kosong, lalu duduk di depan Viona.

"Hm, jurusan administrasi bisnis" jawab Viona.

"Benarkah? Aku juga lulusan administrasi bisnis di Portland" ucap Edgar antusias.

"Wahh, aku berarti junior mu" ucap Viona lalu keduanya tertawa larut dalam percakapan, yang ternyata mereka memiliki banyak kesamaan.

*siskahaling*

Hallooo...

Ketemu lagi kan sama aku-nya. Hahaha...

Semoga suka sama cerita baru ku kali ini ya. Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa baca cerita ku yang lain juga ya. Terima kasih banyak udah mampir untuk baca guys.


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C7
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión