Descargar la aplicación
0.73% Meet In Paris / Chapter 2: Alex!

Capítulo 2: Alex!

Seorang cowok dengan tubuh gagah dan penampilan yang sangat keren saat ini tengah berada di salah satu sungai yang terkenal di Paris sungai Seine.

Cowok itu bukan tanpa sebeb berada di situ, ada satu hal yang belum pernah terselesaikan di negara ini.

"Hay Paris, semoga di sini gue bisa segera meneyelesaikan urusan gue dan memperbaiki kesalahan di masa lalu gue!" ucap Alex.

Saat cowok itu hendak bangkit, tiba-tiba ia melihat sebuah kertas berbentuk perahu yang mengapung di air.

"Apaan itu?" tanya Alex dalam hati.

Ia pun kemudian medekat lagi ke arah sungai Seine dan berusaha meraih kertad tersebut.

"Apaan sih gue, kurang kerjaan banget!" ujar Alex.

Ia merasa telah melakukan hal konyol. Niatnya datang ke negara ini bukan untuk hal konyol semacam ini.

Alex pun mengurungkan niatnya untuk mengambil benda tersebut. Dan ia berniat pergi dari tempat itu.

Namun ia urungkan kembali niatnya itu, dan kembali mendekati sungai seine.

"Konyol banhet sih gue, tapi kok gue penasaran ya!" ujarnya.

Alex pun kemudian mengambil kertas itu. Lalu ia membuka isi kertas tersebut.

"Tulisan ini! Kok kaya gak asing ya!" ujar Alex setelah membuka kertas tersebut.

"Tulisan Chika!" ujar Alex.

Cowok itu pun kemudian membaca isi surat tersebut.

Jika kamu pergi karena sebab, tolong jelaskan padaku apakah sebab itu…

Jangan membuatku penasaran dengan semua ini, karena sampai detik ini pun aku masih bertanya-tanya mengapa kau pergi tanpa meninggalkan pesan…

"Maaf, bukan maksutku membuatmu menungguku. Hanya saja waktunya yang belum tepat untuk aku menjelaskan semuanya padamu."

Alex pun kemudian langsung berlalu. Dari tempat itu.

"Apa aku harus cari kamu sekarang Chik, tapi-" ucapannya terpotong.

Cowok itu berfikir kalau gak mungkin untuk saat ini ia melibatkan Chika dalam masalahnya.

Karena dengan Chika bertemu dengannya nanti, itu akan membuat lawannya itu mencari kelemahannya lewat Chika.

"Gak, aku gak mau kalau sampai kamu ikut masuk ke dalam masalah ini Chik. Biarkan aku menyelesaikan masalahku ini lebih dulu, baru setelah itu aku akan menyelesaikan masalah kita," ujar Alex.

Hari semakin sore, Alex memutuskan untuk kembali ke Apartemennya.

"Kemana lagi gue harus cari 2 bajingan itu, mereka yang telah menghancurkan hidup gue!" ujarnya.

Setelah sampai di Apartemennya Alex langsung membuka laptopnya dan mencari tau lewat jnternet kabar terakhir orang yang di carinya.

Ia tidak akan menyerah sampai ia menenukan orang tersebut.

"Enggak, gue sama sekali gak akan menyerah!" tukas Alex.

Setelah beberapa menit ia mencari akun sosial media orang yang di carinya, Alex pun mencari tau tentang orang tersebit dari akun tersebut.

"Ini dia nih akun barunya, mau lari sejauh apa pun kalian gue akan terus kejar kalian," ujarnya.

"Okey, sekarang mereka juga lagi di Paris ini. Bagus jadi gue gak salah langsung terbang ke negara ini." Cowok itu berucap sembari menyunggingkan senyumnya.

"Tapi gue harus gimana ya, gue kan gak boleh keluar lama-lama!. Gue butuh bantuan orang lain pastinya, sementara di sini gue sama sekali belum kenal siapa pun lagi yang bisa gue percaya!" ujar Alex.

Cowok itu menjadi serba salah. Jika ia nekat untuk bergerak sendiri, itu sama aja namnaya ia bunuh diri.

Sedangkan ia masih ingin merwih mimpinya itu setelah nanti ia bebas dari penderitaannya ini.

"Chika" tiba-tiba saja ia kembali menginhat nama itu. Rasanya ia rindu sekali dengan gadis itu, ia rindu senyumnya pokoknya semua yang ada oada gadis itu.

Andai waktu ini bisa di putar kembali satu hari saja, ia pasti akan menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya.

"Sekarang gue harus apa? Apa gue harus nunggu sampai ke 2 bajingan itu yang memperlihatkan batang hidungnya," cetus Alex.

Jelas saja itu sangat lama sekali, dan Alex gak mungkin akan sabar menunggu selama itu.

Di sisi yang berbeda dua orang lelaki kini sedang berdiri di balkon sebuah Apartemen.

Dua orang lelaki itu bernama Abbas dan Ansel.

"Gila Brow! Gue benar-benar gak tenang selama anak tengil itu terus mencari-cari keberadaan kita," ujar Ansel.

"Lo bega atau gimana sih, ya jelas aja dia itu terus mencari kita. Kan kita yang bikin dia itu kena virus itu," sahut Abbas.

"Terus kita mesti gimana, kita kan gak ada maksutnya sama sekali membuat dia kena virus itu. Kita hanya mencoba untuk menyutikan narkoba jenis baru ke tubuh dia," ujar Ansel.

"Udah biarin aja, entar lama-lama dia juga bakalan capek kok ngejar-ngejar kita kaya gitu. Justru malah seru lagi kita di kejar-kejar sama bocah ingusan kaya dia," ucap Abbas.

"Bener juga apa yang lo bilang, kita lihat aja sejauh mana dia itu akan terus ngejar kita!" sahut Ansel.

Kedua orang tersebut adalah laki-laki pengonsumsi narkoba jenis sabu. Jadi mereka tidak takut dengan apa pun, dan bahkan mereka menganggap kalau masalah itu justru sebagai hiburan.

Karena jika sedang dalam masalah mereka justru akan memperbanyak mengonsumsi narokoba tersebut agar seolah-olah mereka lupa dengan masalahnya.

"Gimana, lo udah dapatin kan barang barunya?" tanya Abbas.

"Ya jelas sudah dong!. Mau kita langsung minum sekarang aja!" sahut Ansel.

"Langsung saja, nunggu apa lagi!" ujar Abbas.

Narkoba adalah bagian dari hiduo mereka. Jadi sehari saja mereka tidak mengonsumsi itu maka mereka akan merasa tersiksa.

Bahkan mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkan obat-obatan terlarang itu.

"Wuhuuu, rasanya seperti terbang. Fly brother!" ujar Abbas.

"Hahahaha, kalau hidup sebahagia ini kenapa juga kita meski menyelesaikan masalah kita? Iya gak!" sahut Ansel.

Mereka berdua sudah berada dalam alam bawah sadar mareka karena obat-obatan tersebut.

"Musiknya nyalain dong! Lo gimana sih kita mau joget ini," ucap Abbas.

"Gaskan, ayo kita joget langsung," sahut Ansel yang sudah menyalakan musik sesui yang di minta oleh Abbas.

Sementara di kamarnya, Alex sekuta tenaga menahan sekuat tenaga agar ia tidak mengonsumsi obat-obatan yang selama setahun ini menghancurkan hidupnya.

"Gue harus bisa, enggak! Gue bukan golongan mereka. Gue harus bisa jauh-jauh dari obat-obatan itu!" ucap Alex.

Ia pun kemudian langsung menbuang obat-obatan itu hingga semuanya tergeletak di lantai.

"Hacur!" teriak Alex. "Gara-gara elo semuanya jadi hancur, belum lagi virus yang ada di tubuh gue ini. Ini semuanya gara-gara kalian bangsat!" umpatnya.

Alex sampai harus menjauh dari keluarganya gara-gara masalah ini. Bahkan waktu itu, Kusuma sendiri melarangnya untuk mendekati Chika dan langsung membatalkan rencana pertunangannya dengan Chika gara-gara hal ini.

"Sekarang apa yang bisa gue lakuin, semuanya itu hancur. Dan semua ini bukan aah gue, gue itu cuma korban!. Catat ya kalian ya, gue itu cuma korban."

Dan seperti itulah saat Alex mulai berhalusinasi. Ia bahkan suka ngomong sendiri atau lebih parah dari itu.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C2
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión