Dia itu kan kekasihku tapi dia bersikap seolah-olah dia orang tuaku saja sih, dan untuk alasan ini lah aku sedikit menaruh rasa dendam pada kak Riki. Dia selalu saja membuatku kesal huh.
"Minum," ujarnya sambil menyodorkan sebuah botol minuman yang jelas itu bukan minuman dingin.
Yap! Dia memang sangat menyukai kesehatan jauh lebih menyukai kesehatan dari pada menyukaiku.
Duh, sejak kapan aku memiliki sikap menjijikkan macam ini? Bagaimana bisa aku berpikir sebodoh ini coba? Duh, malu-maluin deh!
"Makasih, Kak," ucapku.
"Lain kali jogging lagi, biar aku aja yang nginep."
Aku menoleh lantas menatapnya tajam, apa-apaan dia ini!? Memangnya aku setuju akan ucapannya barusan? Tidak loh, aku sama sekali tak setuju dengan apa yang dia katakan itu.
Er, tapi selama ini aku kan tak mau olahraga karena tak memiliki teman. Jadi kalau aku menyetujuinya tak apa kan?