Tepat setelah Kasmiyah datang, Lukman pun bersiap-siap untuk pamitan. Ia melihat wanita paruh baya itu sudah lebih rapih dari sebelum selesai memasak. Tadinya masih memakai pakaian yang biasa saja. Tapi sekarang malah memakai baju yang lebih bagus. Ini karena ia harus bekerja di rumah orang kaya. Walau rumah kecil itu tidak terlalu mewah, bagi orang pesisir pantai seperti Kasmiyah, termasuk sudah bagus.
"Selamat pagi, Non ... emm ...." Kasmiyah lupa dengan nama Farisha. Jadi ia hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepala. Tapi ia tidak ingin membuat orang kecewa karena ingatannya yang buruk.
"Iya, Bu. Selamat pagi. Mungkin ibu lupa namaku? Namaku Farisha, Bu. Tapi kalau panggil Non saja, nggak apa-apa. Kita akan sering bertemu, jadi jangan sungkan. Dan aku mohon kerjasamanya, yah! Kita bisa bicarakan lagi nanti."