Bab 216
Setelah pernikahan sudah siap dan resepsi juga segera berakhir. Itu adalah waktunya bagi kedua pengantin baru itu untuk beristirahat.
Devano segera memboyong Melati untuk berbulan madu. "Alhamdulillah selesai juga," kata Devano dan melirik Melati dengan tatapan seperti ingin memangsa saja.
"Iya terus kenapa? Eh matanya kok mau melotot gitu sih. Kamu kelilipan ya!" Tangan Melati menarik sudut matanya lalu meniupkan angin. Sehingga membuat Devano merasakan perih di dalam bola matanya.
Fiuh...
"Aku gak kelilipan loh sayang. Tapi, mau ehm, itu!"
"Itu apaan!"
"Ah kelamaan." Dia menarik Melati ke kamarnya. Kamarnya juga sudah dihiasi dengan pernak-pernik bagus serta dilengkapi dengan kado-kado.
"Wah, cantik banget kamarnya!" Puji Melati.
"Tapi lebih cantikan kamu sih!" Tanpa basa-basi Devano mengecup lembut bibir Melati.
Gadis yang mengenakan baju pengantin itu tidak menolaknya. Dia membiarkan Devano menciuminya. Sebab mereka sudah sah dalam agama dan juga negara.