"Mendingan?" tanya Adhi setelah Regina menyesap teh hangat. Wanita itu mengangguk pelan meski wajahnya nampak lemas dan pucat.
"Ini pasti kamu masuk angin karena terlalu banyak bekerja dan bergadang," ujar Adhi menerima angsuran teh yang Regina kembalikan.
"Sepertinya begitu."
"Mau kuambilkan minyak angin?"
"Minyak telon, boleh? Minyak angin terlalu panas. Aku tidak suka." Adhi mengangguk pelan. Dia pun bangkit berdiri dan meninggalkan Regina menuju kamar. Seperginya Adhi, Ayu dan Adis datang dengan senyum berbinar.
"Bagaimana kondisimu, Nak? Masih mual?" tanya Ayu yang dibalas anggukan kepala Regina.
"Masih sedikit, Bun."
"Apa mungkin itu bawaan bayi?" tebak Adis yang membuat Ayu tersenyum lebar. Dua wanita paruh baya itu pun kian merapatkan duduknya pada Regina yang masih setengah berbaring di sofa.
"Kamu sudah cek, Sayang?" kini Adis yang bertanya dan Regina reflek menggeleng.