Sabtu lagi. Regina tersenyum kecil saat melihat jam menunjukkan pukul tujuh pagi tapi dia sudah mandi, sudah segar, dan wangi. Tidak, dia tidak punya agenda kemana-mana sebenarnya. Selain menjemput ayahnya yang hari ini akhirnya bisa pulang dari rumah sakit, Regina tidak ada agenda kemanapun.
Membuka gorden lebar-lebar, Regina berusaha memberi akses agar matahari pagi masuk dengan bebas ke kamarnya.
Melangkah ke luar setelah meraih ponselnya, Regina pun bergegas turun demi melihat menu sarapan apa pagi ini.
Adis sudah duduk di kursi makannya dengan Inah yang juga duduk mendengarkan obrolan yang tampaknya penting.
"Pagi, Ma." Regina berjalan menghampiri ibunya dan memberi ciuman di pipi.
"Pagi, Sayang."
"Pagi, Bi Inah," sapa wanita itu juga yang dibalas anggukan pelan dari asisten rumah tangga yang sudah bekerja hampir dua puluh tahun di rumah itu.
"Lagi bahas apa? Kelihatanya penting sekali?" tanya Regina penasaran.