Regina mematut diri di depan cermin, mengamati rupa dirinya yang terpantul di sana dengan begitu cantik. "Peresmian acara apa sih, Gin?"
"Peresmian beroperasinya salah satu Mall di Jakarta Utara," ujar Regina menyentuh bibirnya, meratakan lipstik berwarna redbeands yang baru saja Irisha oleskan.
"Dan kamu justru datang ke sini hanya untuk dirias sama aku? Ginaa, apa kamu setidak punya uang itu sampai tidak bisa membayar penata rias di salon?" tanya Irisha tak habis pikir.
Regina tersenyum kecil, "kenapa, sih? Seolah merepotkanmu saja."
"Memang merepotkan!" Irisha kesal sendiri dibuatnya.
"Semenjak aku kembali ke Jakarta, ada saja ulahmu untuk menggangguku."
"Anggap saja itu penebusan karena kamu dengan seenak jidat pergi tanpa kabar. Teman macam apa coba, itu?" Irisha memutar mata malas mendengar Regina mengungkit itu lagi.
"Anyway boleh juga hasil make-upmu. Kenapa kemarin repot-repot menyuruhku ke salon?" Regina membenarkan bulu matanya yang kurang benar posisinya.