Descargar la aplicación
9.15% Mirror Seizes The Soul / Chapter 28: Curiga, Keanehan Bela

Capítulo 28: Curiga, Keanehan Bela

"Bela menjadi bringas, ia seperti ingin membunuh ku. Beruntung aku langsung mengunci pintu kamar mandi dengan rapat, kalau tidak, kemungkinan aku sudah tiada dan tidak ada yang mengetahuinya."

"Perihal ayah ku, aku benar- benar tidak mengerti. Sebelumnya, Bela mengancam jika ia akan membunuh ayah ku kalau aku tidak keluar dari kamar mandi. Dan saat aku mendengar tubuh Bela terjatuh dan ternyata saat aku keluar kamar mandi hal itu benar, aku melihat keadaan sudah membaik. Sesampainya di sofa tempat ayah berbaring, ia menghilang tanpa jejak."

Bercerita dengan tatapan yang kosong adalah cara yang paling ampuh untuk meredakan rasa sakit yang kini dirasakan oleh Nada. Perempuan itu kini menetap masuk ke dalam sholat mata milik Alex, ia bercerita karena percaya dengan laki-laki yang ada di hadapannya ini.

Alex tentu saja menyimak dengan sangat baik, ia memilih untuk fokus pada apa yang diucapkan oleh Nada, sedikit pun ia tidak pernah memalingkan wajah atau bahkan Indra pendengarannya karena memang tidak ingin terlewat satupun apa yang dikatakan oleh perempuan tersebut.

"Menurut mu... Siapa yang bertanggung jawab atas terlukanya ayahku? Semua ini semakin aneh, aku bahkan tidak bisa menebak bahkan seperti rasanya ingin menyerah." ucapan Nada yang terdengar sangat mati rasi, di saat yang bersamaan bahkan ia menghela nafas karena merasa lelah.

Alex menganggukan kepala, tatapannya memang sangat serius sejak nada memutuskan untuk bercerita. "Apa di rumahmu ada CCTV? Jika ada, aku menyarankan untuk memeriksa CCTV tersebut dan kita lihat apa yang terjadi sebenarnya…" ia menyarankan, kemungkinan ini adalah satu-satunya data yang sangat akurat.

"Ada, t-tapi.."

"Apa? Jangan membuat ku penasaran dengan ucapan mu yang terputus-putus."

"Aku curiga dengan ibu tiri ku, ia seperti bersikap alami malam tadi. Seperti bukan kerasukan sosok yang selalu menghantui ku di cermin,"

Alex menaikkan sebelah alisnya, ia menatap Nada dengan serius karena mencari letak keraguan dari perempuan di hadapannya, namun memang tidak ada keraguan di balik mata yang indah itu. "Maksud mu? Aku butuh penjelasan yang lebih rinci." balasnya, ia juga ingin mendengarkan apa yang selama ini Nada rasakan.

Nada menatap mata Alex, ia tidak tau ingin mengungkapkan keresahannya pada laki-laki itu atau tidak, namun memang ia seperti tidak memiliki pilihan yang lain. "Bela seperti menyembunyikan sesuatu. Kau pikir memangnya tidak ada aneh? Bagaimana bisa jiwa makhluk menyeramkan di balik cermin merasuki jiwa manusia? Maksud ku, bukannya jiwa mereka sudah hilang? Oke mungkin ini terdengar aneh, namun…"

Mengerti dengan maksud Nada walaupun terdengar perempuan tersebut juga linglung dengan apa yang dikatakannya sendiri, namun Alex tentu saja tau keluh kesah yang di maksud.

"Maksud mu, Bela membuat semua ini seolah-olah ia kerasukan oleh makhluk halus, benar?" tanya Alex, ia menerka dengan menarik kesimpulan dari perkataan Nada. "Jika benar seperti itu, apa yang di incar dari ibu mu, Nada?" sambungnya.

Nada menganggukkan kepala perlahan, ia mengalihkan pandangannya lalu meletakkan kepala di tangannya yang terlipat di atas meja. Ia memejamkan matanya terlebih dulu, menghilangkan rasa pening yang bersarang di kepalanya. Dan juga, ya kini ia belum tidur sama sekali dan jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi.

"Tidak bisa asal menuduh, sungguh. Ini hanya perasaan ku saja, jadi jangan terlalu di pikirkan."

Mereka berada di kantin rumah sakit. Info mengenai Mike yang sudah siuman membuat mereka menghela napas dan memilih untuk mengisi perut mereka dan melepas dahaga, sekalian Nada yang ingin menceritakan kejanggalan yang ia rasakan.

Bela, ia kini habis beres-beres rumah karena memang mendapat kunjungan mendadak dari para tetangga dan ia harus mengeluarkan beberapa gelas untuk mereka minum.

Ia bergerak ke arah kamar mandi, tempat dimana terakhir kali ia siuman. Masuk ke kamar mandi, ia melihat kaca yang berserakan di lantai berkeping-keping. Berdecak kecil, tentu saja ia tau siapa yang telah melakukan ini.

"Nada memang anak yang selalu merepotkan." ucap Bela sambil memutar kedua bola mata, ia mengambil sapu dan juga kain yang sudah ia basahlan, setelah itu berjongkok dan mulai membersihkan serpihan kaca di lantai.

Merasa sudah selesai dengan apa yang ia lakukan dan telah memastikan juga jika serpihan kaca telah bersih secara merata, Bela langsung saja beranjak dari duduknya dan menghela napas dengan perlahan. Ia mengambil kantung sampah berwarna hitam untuk langsung membuang serpihan kaca tersebut.

Dengan hati-hati, ia juga mulai mengambil cermin yang telah percah karena ulah Nada yang tergantung di dinding —tepat diatas wastafel—. Memasukkan cermin rusak itu ke dalam kantung sampah berwarna hitam.

"Selesai juga, cukup membuat lelah."

Bela membungkus cermin pecah dan pecahannya yang sudah terbungkus rapih, setelah itu berjalan kembali keluar rumah dan pergi ke belakang halaman rumah tempat sampah di rumahnya berada.

Meletakkan kantung tersebut disana, setelah itu mengembangkan senyuman. "Perlahan tapi pasti, benar bukan?" Menepuk-nepuk telapak tangan seolah-olah hal itu dapat membuat kotoran atau debu-debu di tangannya terhempaskan.

Melenggangkan kaki untuk masuk kembali ke rumah melewati pintu belakang, sebelumnya ia melirik ke arah gudang tua yang tadi menjadi tempat ditemukannya Mike dalam kondisi yang cukup mengenaskan.

Kalian ingin tau apa yang terjadi dengan Mike? Beberapa bagian tubuh seperti kaki dan tangan laki-laki dewasa itu di penuhi dengan sayatan seperti pisau, tidak ada luka parah atau organ dalam yang rusak, hanya sayatan.

Tentu saja Mike siuman, entah apa yang terjadi karena tidak mungkin laki-laki tersebut tidak merasakan sakit —saat kejadian tersebut saja tidak ada suara jeritan—, kemungkinan besar jika Mike di bius supaya kembali tidak sadarkan diri?

Bela berkacak pinggang, menutup pintu rumah dengan sangat rapat.

Berjalan sambil melirik jam dinding yang terpajang di area ruang tamu, ia terkekeh kecil setelah mengetahui kalau pada akhirnya ia sendirian di rumah. Keadaan rumah sudah bersih, dan tentu saja ini waktunya bersantai sampai pagi tiba, ia juga tidak perlu mengurus sarapan atau melakukan hal-hal yang merepotkan.

"Tapi sebelum bersantai, bukannya lebih baik aku memeriksa apa yang terjadi sebelumnya?" Bela Menghentikan langkah kembali di area kamar mandi lantai dasar, ia mendongakkan kepala dan melihat sebuah CCTV di sudut ruangan.

Berdiam diri terlebih dulu selama beberapa detik, ternyata ia memikirkan beberapa hal yang memang saat ini mengganggu pikirannya.

Bela melanjutkan jalannya yang menuju ke kamarnya dan Mike tempat kontrol CCTV berada, tentu saja suaminya yang memegang kendali dan terkadang ia hanya bagian memantau namun paham cara mengendalikan.

Sesampainya disana, Bela mengambil napas, ia sudah berada di kamar setelah itu merenggangkan otot tangan dan tersenyum miring.

"Waktunya bermain."

Next chapter


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C28
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión