Mendengar ucapan Sekretaris Niko yang mengatakan jika memakai pesawat pribadi, membuat Jingga dan Adisty membulatkan matanya.
'Apa kekayaan Keluarga Keane sudah tahap banyaknya tidak bisa terhitung lagi? Gila, Jingga, kau benar-benar beruntung memiliki suami yang kaya raya,' batin Adisty.
'Pesawat pribadi? Apa suamiku ini sekaya itu?' batin Jingga ragu.
"Yasudah, ayo sekarang kita langsung ke dalam dan segera pergi menuju Bali. Semakin cepat, semakin bagus, bukan?"
"Benar, ayolah. Yuriza sudah tidak sabaran," ujar Yuriza antusias.
Arseno dan Jingga pun mulai berjalan menuju ke arah pintu keberangkatan, dengan masing-masing membawa koper mereka. Begitupun dengan yang lainnya, turut ikut melangkah beriringan dengan langkah kaki milik Jingga dan Arseno.
Nyonya Diva yang melihat Sekretaris Niko langsung seketika menghentikan langkah kaki semua orang.
"Tunggu," ucap Nyonya Diva yang langsung membuat semua orang menoleh ke arah Nyonya Diva.
"Ada apa, Ma? Ada yang tertinggal?"