Selva menundukkan kepalanya seolah merasakan kesedihan atas kandasnya hubungan percintaannya dengan Arseno. Selva adalah manusia biasa, bisa merasakan sakit hati dan kesedihan dari perpisahan yang dia alami.
Selva menghapus air matanya yang hampir saja lolos melewati wajahnya. Selva langsung mengangkat kembali wajahnya, menatap Yuriza dan Adisty yang sedari tadi hanya bisa terdiam melihat Selva yang bersedih.
"Saya mengerti jika tidak ada lagi cinta untuk saya. Jadi untuk apa mengejar seseorang tang tidak ada cinta lagi untuk saya?"
"Lalu kenapa kau berbaik hati ingin menolong hubungan Kak Arseno dan Kak Jingga? Bukankah ini aneh?"
"Tidak aneh, Yuriza. Kemarin, Arseno datang menemui saya dan meminta untuk bertemu dengan Jingga. Dan begitupun dengan Arseno yang bertemu dengan seorang lelaki yang bisa dikatakan tersangka dalam kehamilan saya."
'Jadi mereka seperti bekerja sama dalam menyelesaikan masalah mereka? Pinter juga, Kak Arseno,' batin Yuriza.