Disisi yang lai, seorang wanita tengah terdiam menatap dinding apartemen yang berdiri kokoh. Seolah memikirkan semua kejadian yang mulai terjadi pada dirinya.
Ya, kehilangan seorang yang disayang bukanlah suatu hal yang mudah, bukan? Harus merelakan sang kekasih hati bersama orang lain, seolah sedang menunggu janji Arseno untuk segera berpisah dengan Jingga, mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semua penderitaan ini.
Selva, turut andil dalam penderitaan ini. Memang harusnya perjodohan ini tidak pernah dilaksanakan, hanya memberikan kebahagian pada oknum tertentu, pikir Selva.
Selva bukan wanita yang jahat, namun kehadiran Jingga dalam hubungan dirinya dengan Arseno membuat semuanya terasa sangat menyulitkan.
'Jingga, aku tidak pernah menghukum kamu atas semua kejadian ini tapi tidak bisa aku pungkiri kalau aku tidak kuat lagi, harusnya aku yang menjadi Nona Arseno Keane, tapi kamu datang seolah merampas semua yang harusnya milikku,' batin Selva.
Dret! Dret!