"Apakah kau tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Nala kalau dia sampai mengetahui semua ini? Apakah kau tidak bisa menghargai usaha sahabatmu untuk membuatmu bahagia? Bukankah bagimu sahabat lebih penting dari segalanya? Lalu, kenapa kau tidak bisa memenuhi permintaan sahabatmu sendiri? Aku tahu Nala mulai menyukaiku. Tapi hanya sebatas itu. Mungkin. Dan aku juga tahu dia pasti merasakan sakit melakukan semua ini. Tapi baginya sakit itu masih tidak seberapa di bandingkan dengan rasa sakit yang dia rasakan kalau harus hidup dengan suami yang tidak mencintainya. Kalau harus hidup dengan suami yang ternyata adalah kekasih sahabatnya. Kalau harus hidup di atas sakit yang di rasakan sahabatnya. Apakah kau tidak pernah memikirkan semua ini. Elise?" Arsen menghela napas sejenak lalu melanjutkan.