Descargar la aplicación
25% The Secret : Indigo / Chapter 8: Chapter 8

Capítulo 8: Chapter 8

Setelah acara pesta perayaan ulang tahun perusahaan kemarin, Sky baru saja bangun dari tidurnya dan melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 9 pagi. Hari ini masih libur dikarenakan insiden kemarin, dimana Yvonne terbunuh tepat di depan matanya

Sky bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang, ia sedang merenggangkan ototnya sesekali menguap karena masih mengantuk. Gadis itu melempar selimut tebalnya ke sembarang arah kemudian beranjak dari ranjang dan berjalan menuju ke meja rias

Sky menatap dirinya di pantulan cermin tersebut. Piyama bewarna putih dengan gambar kelinci kecil bewarna pink membuatnya tampak imut memakai pakaian itu. Sky memperhatikan wajahnya yang tampak kusam akibat mencuci muka secara asal-asalan karena terlalu mengantuk semalam

Gadis itu menghela nafas, ia membuka pintu kamar dan berjalan menuruni tangga. Tujuan utamanya saat ini hanyalah kulkas, gudang besar yang dingin dimana isinya adalah banyak makanan, minuman dan juga es krim kesukaannya.

Setelah sampai di dapur yang menghubungkan dengan ruang tamu hampir selebar lapangan bola kaki, Sky membuka kulkas tersebut dan mengambil es krim. Ia membuka wadah es krim dan menjilat plastik pembuka nya tanpa rasa jijik sekalipun

Ia berjalan ke arah ruang tengah lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan tv. Sky menaruh sebelah kakinya pada meja sedangkan di sebelah nya lagi ia angkat di atas sofa. Menonton chanel kartun pada pagi hari dengan ditemani es krim adalah hal terbaik baginya

Tiba-tiba dirinya teringat pada pesta perayaan semalam, dimana Arthur mengatakan bahwa yang ia lihat bukan manusia. Jika itu bukan manusia maka yang ia tabrak kemarin adalah apa?

Sky juga heran, darimana Arthur tau bahwa yang mereka lihat semalam bukan manusia? Apakah Arthur indigo juga? Raut wajah yang semula nya santai berubah menjadi kusut ketika Sky kembali memikirkan tentang semalam.

Selain itu, ia juga kesal karena keberadaan Arthur membuatnya tidak bisa bertemu dengan Kirei. Ngomong-ngomong tentang Kirei, gadis itu berencana mengajaknya pergi hari ini.

Terdengar suara langkah kaki yang menuruni tangga, tanpa menoleh ke arah belakang pun Sky tau bahwa itu adalah ayahnya. Sky tertawa ketika siaran tv menampilkan momen lucunya, ayahnya yang baru saja tiba menggelengkan kepalanya melihat kelakukan anak gadisnya

Ia menyuruh Sky menurunkan kakinya yang berada di atas meja. "Turunkan kakimu itu"

Sky menoleh ketika suara berat ayahnya menyuruhnya untuk menurunkan kakinya. Dengan ogah-ogahan ia menurunkan kakinya kemudian lanjut tertawa menonton tv. Ayah Sky kembali menceramahi Sky, "Duduk yang sopan, Sky seorang gadis bukan?"

Sky menghela nafas lalu menampilkan raut wajah datarnya. Ia membenarkan duduknya di meja kemudian lanjut menonton tv walaupun sebenarnya selera menonton tv nya telah hilang semenjak ayahnya memerintah ini itu.

Ayah Sky duduk di sofa samping kiri. "Bukankah hari ini kau berencana pergi dengan Kirei ke cafe?"

Sky membulatkan matanya begitu mendengar ucapan dari sang ayah. Ia berdiri lalu menepuk jidatnya sambil berkata, "Aku lupa!"

Sky melempar bantal sofa yang ia pegang ke sembarang arah kemudian berlari menuju ke kamar, mandi, dan berdandan rapi.

•••

Dengan pakaian kasual, celana bewarna navy dan baju putih pendek, Sky mengambil tas yang bewarna senada dengan celana nya kemudian melangkah keluar dari rumah. Ketika ia membuka gerbang pintu, ia mendapati Kirei yang baru saja tiba

Kirei tersenyum manis dan melambaikan tangannya pada Sky dan dibalas lambaian tangan juga oleh gadis itu. Mobil Kirei ia berhentikan tepat di depan Sky, Sky membuka pintu mobil lalu duduk di samping Kirei

"Selamat pagi, Kak Kirei!"

"Pagi juga, bagaimana kabarmu? Maaf karena kemarin kakak tidak bisa datang ke acara perayaan ulang tahun perusahaan karena aku demam"

Sky menampilkan raut wajah khawatir, "Apa sekarang kakak baik-baik saja? Apa sebaiknya kita berdiam diri di rumah daripada bepergian? Kakak baru saja sembuh, bagaimana jika nanti kau malah kembali sakit?"

Kirei tersenyum mendengar kekhawatiran adik sepupunya itu, "Tidak, aku baik-baik saja. Kita pergi sekarang, ya?"

"Apa benar kakak tak apa-apa?" tanya Sky mencoba memastikan sekali lagi. "Iya, aku baik-baik saja"

Sky mengangguk. "Ayo kita berangkat"

Kirei mengangguk lalu mulai melajukan mobilnya. Mereka menyetel lagu favorit karena keduanya sama-sama fangirl, sepanjang jalan di mobil dipenuhi dengan nyanyian dari kedua gadis itu, terutama Sky yang kehilangan kewarasannya secara mendadak akibat menyanyikan lagu idol nya itu

Tiba-tiba pikiran Sky kembali terarahkan ke Arthur, ia berpikir sejenak. Apakah dirinya menanyakan itu pada Kirei atau tidak? Ia ragu jika jawabannya nanti malah membuat Kirei berpikir yang tidak-tidak tentang mereka, namun karena rasa penasaran nya yang lebih Sky memutuskan untuk persetan dengan Kirei yang berpikir tidak-tidak tentang mereka

"Kakak, aku ingin bertanya" ujar Sky. Tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan, Kirei menjawab, "Tanyakan saja"

"Aku ingin-"

"Sampai"

Sky menghela nafas ketika Kirei memotong perkataannya karena mereka telah tiba di cafe. Kirei dan Sky membuka sabuk pengaman dan pintu kemudian keluar dari mobil bewarna merah tersebut

Sky berjalan di samping Kirei dan melangkah memasuki cafe. Mereka memilih untuk duduk di pojok, lebih tepatnya di dekat kaca.

Memperlihatkan area taman yang berada di luar, tampak sejuk dan enak di pandang.

Kirei memanggil pelayan dengan mengangkat tangannya kemudian pelayan datang dan Sky mulai membicarakan apa yang akan mereka pesan hari ini. Setelah pelayan pergi dengan membawa catatan, Sky memberanikan diri untuk bertanya

"Kau bilang tadi ingin bertanya tentang sesuatu?" ujar Kirei sambil mengaca melalui kamera ponselnya

Sky mengangguk. "Kakak, aku ingin bertanya tapi kau jangan marah, ya?"

"Tentu, aku tidak akan marah. Tanyakan saja"

"Jadi, sebenarnya apakah Taehyung juga indigo?" ujar Sky yang membuat Kirei menoleh padanya

"Bisa dibilang begitu. Aku juga tidak terlalu tau karena hubungan kami baru berjalan dua minggu, lagipula aku tidak sempat menanyakan sesuatu padanya karena aku terlalu sibuk dengan tugas ku sebagai Presiden Siswa"

Sky mengangguk mendengar penjelasan Kirei. Sedetik kemudian gadis itu berpikir, jika Kirei dan Arthur baru menjalani hubungannya sekitar dua minggu apa itu artinya Kirei belum mengenal Arthur lebih dekat?

Sky curiga karena semalam Arthur tersenyum sambil menatap layar ponselnya, Sky menduga bahwa ia sedang saling mengirim pesan pada seseorang. "Eh, kakak. Apa kau mengetahui seluk beluk dan tingkah laku Arthur?"

"Tidak terlalu. Tampaknya kau begitu penasaran tentangnya"

"Kak Kirei, jangan marah ya? Sebenarnya..." Sky mempertimbangkan dahulu sebelum memberi tahu tentang apa yang ia lihat di pesta perayaan semalam. Jika ia memberi tau Kirei tentang Arthur yang tersenyum sendiri sambil menatap layar ponselnya bagaimana jika nantinya dirinya lah yang akan di cap sebagai perusak hubungan seseorang?

Atau bagaimana jika Kirei malah tidak percaya padanya dan mengatakan bahwa dirinya menyukai Arthur lalu mencoba berusaha untuk memisahkan mereka berdua? Sky menggelengkan kepalanya melihat sebuah pemikiran yang tampaknya tak akan berjalan mulus nanti

"Ada apa?" tanya Kirei

Sky tersenyum, baru saja ia ingin membuka mulutnya tiba-tiba pandangan Sky tertuju kepada seorang gadis berponi sedang berjongkok di tengah jalan raya sambil membenarkan tali sepatunya.

Sky mengambil langkah seribu begitu melihat sebuah truk kencang melaju. Tampaknya akan terjadi kecelakaan sebentar lagi, ditambah dirinya yang melihat bayangan kematian pada tubuh gadis itu membuat Sky mengencangkan lariannya

Ketika berada di jalan raya, gadis berponi itu berdiri dan mematung melihat sebuah truk berlari kencang ke arahnya sambil membunyikan klakson. Mobil itu berjarak satu meter dengannya, Sky datang dan mendorong gadis itu bersamanya menuju ke rerumputan.

Orang-orang mulai menatapi Sky dan gadis itu. Salah satu dari mereka datang dan menghampiri Sky, "Kau tidak apa-apa?" tanya mereka yang dibalas anggukan oleh Sky

Sky bangkit lalu duduk di rumput, menatap ke arah gadis berponi yang sedang terbaring di sampingnya itu. "Kau baik-baik saja?"

Kedua kelopak mata gadis itu tertutup rapat. Ketika Sky mendekatkan sedikit wajahnya untuk melihat gadis itu, tiba-tiba kedua kelopak matanya terbuka. Dengan cepat ia berdiri, untungnya Sky memundurkan wajahnya, jika tidak sudah pasti kepala gadis itu akan membentur dagunya

"Aku masih selamat..." ujarnya lega

Pandangan mata gadis berponi itu mengarah pada Sky. "Kau yang menyelamatkanku, ya?" ujarnya sambil tersenyum manis kemudian berdiri dan membungkuk pada Sky yang masih duduk

"Terimakasih"

Sky ikut berdiri kemudian menundukkan kepalanya sedikit. "Apa sebaiknya kita obati dulu luka di lututmu itu?" ujar Sky sambil menunjuk lutut gadia itu yang terluka, sebenarnya lutut Sky juga terluka namun tidak separah gadis itu

"Eh, apa tidak apa-apa?" tanya gadis itu

"Maksudmu? Apanya yang tidak apa-apa? Kau baru saja keluar dari kecelakaan maut....?" Sky menggantung ucapannya begitu belum mengetahui nama gadis di depannya ini

"Lisa" ujarnya.

Sky mengangguk, "Lisa, aku Sky. Ayo pergi ke cafe, kakakku sedang berada di sana"

Lisa kembali tersenyum kemudian mengikuti Sky berjalan ke arah cafe. Sesampainya kembali di cafe, Sky dapat melihat Kirei yang menatapnya khawatir dan marah, ketika kedua bola mata Kirei mendapati Sky yang berada di ambang pintu cafe sedang berjalan menuju ke arahnya, Kirei berdiri kemudian berkata

"Apa kau tidak apa-apa, Sky? Tunggu, siapa dia?" ujar Kirei sambil menatap ke arah Sky

Sky mempersilahkan Lisa duduk di sampingnya, "Dia Lisa. Aku baru menyelamatkan nya dari kecelakaan tadi"

Kirei mengangguk, "Kupikir kau pergi kemana tadi. Tunggu sebentar, aku akan mengobati kalian" ujar Kirei lalu pergi begitu saja

Sky menangguk, "Tampaknya kau bukan orang korea asli, ya?"

Lisa mengangguk, "Eum, aku dari Bangkok. Sebenarnya ketika masih berada di sekolah dasar aku tinggal di korea, lalu masa sekolah menengah pertama kembali lagi ke kampung halamanku, Thailand. Dan sekarang aku memutuskan untuk melanjutkan sekolahku di korea saja"

Sky mengangguk, "Nama lengkapmu?"

"Lalice Monata. Kau Skylar, kan?"

"Iya, darimana kau tau?"

"Aku hanya menebaknya"

Hari itu, mereka banyak sekali membagi cerita bersama hingga sampai bertukaran kontak. Lisa bahkan sudah berkenalan dengan Kirei, lalu ia memutuskan untuk bertemanan dengan Sky

To Be Continue...


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C8
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión