Mas Riadi menyeka air mata yang membasahi pipiku. Lalu kami pun duduk bersama. "Mas ... Sesuai dengan permintaanmu, aku membawa anak-anak ke sini. Semoga apa yang ku lakukan membuatmu sedikit tentang ya Mas."
"Arini, terima masih banyak karena telah membawa anak-anak menemuiku. Aku bahagia sekali," ujar Mas Riadi. Arinda yang duduk di pangkuan Mas Riadi, seketika bertanya pada ayahnya. "Ayah ... Kapan Ayah pulang? Aku sangat merindukan Ayah," imbuh Arinda.
Mendengar Arinda dengan polosnya bertanya seperti itu, membuat hatiku seakan tersayat dibuatnya. Aku pun menjawab pertanyaan Arinda. Karena ku lihat, Mas Riadi kebingungan dengan pertanyaan Arinda. "Nak, kamu sabar ya. Tidak lama lagi, Ayah akan pulang ke rumah. Tinggal bersama kita lagi." Aku sengaja menyembulkan senyuman luka yang ku pancarkan di wajah ini.