"Assalamu'alaikum Tan, Kamu sibuk nggak hari ini?" Sambungan telepon Haura membuat Herman terbangun dari tidurnya, padahal Haura sudah menjauh dari Herman.
"Wa'alaikumussalam buat kamu sih enggak, Ra. Ada apa?"
"Bantuin aku menyiapkan pernikahan ku besok. Jemput aku di rumah sakit. Aku tahu banyak yang ingin kamu tanya, nanti aku jelaskan."
Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Pagi ini Herman bangun agak lama, mungkin efek dari obat yang di minumnya. Sinar matahari yang mengenai wajah Haura membuat Herman tersenyum lebar.
Herman merasa badannya sudah sangat baik setelah melihat senyum putri kesayangannya. Besok juga ia akan melihat Haura mengucap janji suci bersama dengan laki-laki pilihannya.
Dengan segala tenaga yang ia punya, Herman mencoba mendudukkan tubuhnya di atas kasur. Haura yang melihat itu langsung berniat membantu Herman, tapi di tolak Herman. Katanya untuk membuktikan bahwa dirinya sudah pulih.