Cia sudah kembali kekamarnya, dia berbalas pesan dengan teman-temannya yang ada di group, mereka masih setia nemenin dia yang ngakunya sedang bosan.
Para sahabat setia menemani, nikmat mana lagi yang harus Cia dustaka? Terdengar suara pintu terbuka, Dhika masuk dan melihat ruangan itu seperti habis di terjang badai, semua benda berantakan.
Dhika memijat pelan pangkal hidungnya, sudah pasti ini kerjaan istrinya. Memang siapa lagi yang mampu menciptakan angin puting beliung selain gadis itu.
Semua ini pasti karena mencari kartu. Ah, mengingat itu Dhika ingin menelan orang sekarang, pemilik bar itu kehilangan kartu yang katanya sudah di simpan di dalam laci uangnya.
Sangat menyebalkan, dia mau melampiaskan emosinya tidak tau dengan siapa. Dia tau ini konyol tapi tetap saja kehilangan kartu itu membuatnya kesal setengah mati.