"Oh, ya nggak usah ngegas juga jelasinnya." Cia membuang muka, kalah malu. Sebab emang itu yang ada di otaknya seandainya Dhika nggak mengoreksi pernyataannya tadi.
"Ya udah, sekarang jawab. Kenapa?" tanyanya balik ketopik utama.
"Karena saya adalah Mahardhika." Cia mendengus kasar. Bangga kali sama nama itu, apa hebatnya? Hebat bual iya.
Setelah itu nggak ada pembicaraan mereka, keduanya sibuk dengan pikiran sendiri -sendiri. Cia sibuk mengumpat si Dhika.
***
"Dhika." Panggil seseorang gitu mereka tiba di lobi.
Cia dan Dhika menoleh kearah sumber suara, di sana ada wanita cantik yang berdandan dengan anggun. Cantik dan ayu, dia adalah Elleana.
"Kalau dandan gini cantik kak." Puji Cia tulus.
Elle tersenyum simpul, bukan reaksi ini yang dia harapkan. Tapi tidak masalah, ada waktunya dia buat Cia cemburu dan merasa terancam dengan keberadaannya.
"Terima kasih." Cia ngangguk.