Keesokan paginya, Nadia bersiap untuk pergi ke sekolah seperti biasanya. Gadis cantik itu berdiri di depan cermin riasnya dengan raut wajah datar. Tidak ada sedikitpun senyuman yang menghiasi wajah cantik itu. Hanya kesedihan yang ia rasakan saat ini.
Nadia menatap sebuah kotak kecil yang ada di atas mejanya itu. Manik cantik gadis itu berbinar seketika karena menahan tangis, sebab hari ini adalah hari ulang tahun Rafandra yang ke 18 tahun dan kotak kecil itu adalah hadiah spesial yang Nadia pilihkan bersama dengan Bianca untuk Rafandra.
"Aku harus bagaimana mengatakannya pada Rafa? Aku benar-benar tidak bisa menyakiti perasaannya," lirih Nadia.
Hingga tidak terasa, air mata gadis cantik itu menetes membasahi pipi mulusnya. Sudah tidak bisa ia tahan lagi sebab ia sudah bisa merasakan bagaimana sakitnya jika dirinya harus di paksa berpisah dengan kekasihnya itu.