Descargar la aplicación
0.8% SWEET TRAP AND REVENGE / Chapter 2: BAB 2 SEPENGGAL KISAH ARETHA.

Capítulo 2: BAB 2 SEPENGGAL KISAH ARETHA.

"Aretha tidak tahu bagaimana caranya untuk memberitahu Ayah yang sebenarnya."

***

Namanya adalah Aretha Zayba Almira Rahman, usianya baru menginjak dua puluh lima tahun lalu. Dia hanya mempunyai seorang Ayah dan kakak laki-laki yang sangat menjaga dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Ayahnya bernama Alfandy Rahman, kakaknya, Akthar Farzan Rahman dan Ibunya, Hafiza Rahman yang sudah lama meninggal saat ia masih berumur lima tahun.

Keluarganya merupakan kelas menengah ke bawah. Kehidupan mereka tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat, saat kakaknya, Akthar memutuskan untuk menjadi seorang artis seperti yang dicita-citakannya sejak sekolah menengah pertama.

Karir Aktar di dunia Entertainment tidak di ragukan lagi karena kemampuan beraktingnya, bahkan dia pernah mendapatkan beberapa penghargaan dari film yang dibintanginya. Tapi tetap saja, sebagian besar sutradara dan produser selalu membeda-bedakannya dengan Artis lain. Itu semua karena Akthar bukan dari keluarga artis yang orang-orang sebut dengan sebutan star kids. Bahkan ada salah satu produser yang sering disebut dengan julukan "god father" dari star kids dengan terang-terangan menjadikannya sebagai bahan cemohan dengar star kids yang lain.

Tapi Akthar tetaplah Akthar yang selalu semangat dalam kemajuan karirnya tanpa menghiraukan cemohan yang selalu ditujukan kepadanya.

Di samping itu, Akthar memiliki seorang kekasih yang bernama Tina Faresta. Dia sama sekali tidak menyukai Aretha, entah apa yang membuatnya tidak menyukai adik dari kekasihnya sendiri. Tina juga hanya baik pada Aretha hanya di depan Akthar dan Ayahnya saja atau lebih tepatnya hanya pencitraan saja.

Beberapa menit yang lalu, Aretha menonton berita di sebuah supermarket dan dia mendapatkan berita yang tidak pernah Aretha bayangkan, Akthar mengalami kecelakaan yang membuatnya pergi meninggalkannya dan sang Ayah untuk selama-lamanya. Mobilnya masuk ke dalam jurang, hingga hangus terbakar membuat jasadnya tidak dikenali. Awalnya Aretha menyangkalnya, sampai ia melihat cincin yang melingkar pada jari manis sang Kakak. Cincin itu tidak lain adalah pemberian dari Ayahnya untuk mereka berdua.

"Sepertinya Ayah sudah tertidur," ucap Aretha seraya menatap sang ayah yang sudah tertidur pulas.

Setelah memastikan kalau sang Ayah sudah benar-benar tertidur pulas, Aretha pun segera keluar dari kamar sang Ayah seraya menutup pintunya dengan sangat pelan supaya tidur sang Ayah tidak terganggu, dan dia pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

***

Di sebuah Restaurant mewah, terlihat Tina faresta, yang tidak lain adalah kekasih Akthar tengah bersama seorang produser terkenal yang tak lain adalah Doni Atmajaya. Mereka terlihat sedang berbincang-bincang, entah apa yang mereka bicarakan sampai membuat wajah mereka tampak sangat serius tapi sesekali mereka tertawa.

"Kamu memang bisa diandalkan Tina," ucap Doni seraya menatap Tina dengan tersenyum tipis.

"Tentu saja Pak Doni! Lagi pula, saya juga tidak pernah benar-benar mencintainya," balas Tina yang menimpali kata-kata Doni.

"Akhirnya laki-laki sialan itu sudah lenyap dari muka bumi ini," ucap Doni pada Tina.

"Itulah akibatnya, kalau berani bermain-main dengan Doni Atmajaya," tambah laki-laki yang sudah berkepala lima itu dengan tersenyum sinis.

"Apa kamu sudah sudah pastikan kalau pelayan Akthar itu tidak akan buka mulut dengan kejadian yang sebenarnya?" lanjut Doni yang menatap Tina dengan tatapan penuh selidik.

"Anda tenang saja, saya pastikan asistent rumah tangganya tidak akan berani buka mulut untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya," ucap Tina dengan penuh percaya diri.

"Dan anda juga jangan lupa dengan apa yang sudah anda janjikan kepada saya," tambah Tina mengingatkan Doni mengenai janji yang sudah ia buat dengannya.

"Kamu tenang saja, saya pasti akan menepatinya. saya benar-benar akan menjadikanmu pemeran utama diberbagai projek film besarku," ucap Doni yang membuat Tina dengan seketika tersenyum semringah saat mendengar kata-kata Doni.

"Terimakasih pak Doni," balas Tina yang masih tersenyum semringah pada Doni.

"Sama-sama, Tina. Seharusnya saya bertemakasih padamu," ucap Doni pada Tina.

"Sepertinya saya harus pulang sekarang pak, karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam," ucap Tina setelah ia melihat arloji yang melingkar pada tangan kirinya.

"Ah! Iya, kamu benar Tina!."

"Kalau begitu kita barengan saja, soalnya saya juga harus pulang sekarang karena istri saya pasti tengah menunggu saya," ucap Doni seraya beranjak dari tempat duduknya, begitu pun dengan Tina yang menerima ajakan Doni untuk pulang bersama.

***

Doni terlihat memasuki rumah mewah nan megah miliknya, setelah ia mengantarkan Tina pulang ke rumahnya.

"Kenapa Papa baru pulang?" ucap Aliya Atmajaya yang tidak lain adalah istri dari Doni Atmajaya.

"Iya, Ma. maaf ya, Papa pulangnya kemaleman karena banyak sekali pekerjaan yang harus Papa selesaikan di kantor," sahut Doni seraya duduk di samping sang istri yang tengah duduk di ruang tamu untuk menunggunya pulang.

"Mama tahu sendiri kan, ada lima proyek besar yang harus segera rampung sebelum akhir tahun, dan Papa sudah menemukan pemeran utama yang cocok untuk lima proyek Film itu," ucap Doni yang membuat Aliya mengerutkan keningnya.

"Siapa Pa orangnya?" tanya Aliya yang kali ini menatap Doni dengan tatapan penasaran.

"Tina Faresta!" jawab Doni tanpa keragu-raguan sedikit pun pada apa yang dikatakannya.

"Papa yakin akan menjadikan Tina sebagai pemeran utamanya? Bukankah masih banyak artis wanita yang lebih bagus dari Tina itu," ucap Aliya memastikan karena dia sama sekali tidak setuju dengan pilihan suaminya itu.

"Papa yakin kok, Ma! Artis wanita yang lebih bagus dari Tina memang banyak termasuk putri kita, Naila. Tapi sekarang yang akan membuat penonton atau netizen bersimpati adalah Tina. Dan Papa yakin, Mama mengerti dengan apa yang Papa maksud," ucap Doni seraya menatap sang istri dengan tatapan serius.

"Papa benar juga! Tina kan baru saja kehilangan kekasih yang sangat ia cintai itu," ucap Aliya saat ia mengerti maksud dari kata-kata sang suami.

"Dan pasti film-film yang kita produksi ini akan masuk box office," imbuh Doni pada sang istri dengan tersenyum.

Aliya menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh suaminya itu.

"Lebih baik kita ke kamar sekarang, karena papa juga butuh istirahat dan supaya tidak terlambat ke kantornya," ucap Aliya yang di anggukkan oleh Doni dan mereka pun segera beranjak dari tempat duduknya.

Setelah beranjak Aliya dan Doni pun segera berjalan menuju kamar mereka.

***

Sementara itu, di Apartmentnya, Tina terlihat tengah mengeluarkan semua isi tasnya yang berisikan beberapa ATM, Kartu kredit, debit dan surat-surat berharga lainnya. Ia terlihat menyeringai saat memegang sebuah photo yang tidak lain adalah photo Akthar, sang kekasih.

"Kamu memang laki-laki bodoh, Akthar. Sangat mudah membuatmu bertekuk lutut kepadaku dan sekarang semua hartamu akan jatuh ke tanganku. Tentu saja, dengan bukti surat ini."

TO BE CONTINUE.

Happy reading readers. jangan lupa vote, collection, kritik dan sarannya. jangan lupa juga follow ig author ya @idaflicka untuk mendapatkan spoiler-spoilernya. Semoga kalian suka yah.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C2
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión