"Eh, Didi! Kok sekarang elu jadi usir si Puah, sih? Tadi aja elu sok-sokan sedih lihat Marpuah sekarat!" cantas Rudolf.
"Hah, sekarat?!" tukas Marpuah yang terlihat kebingungan.
"Ssst... diam ngapa, Rud!" ujar Didi sambil membungkam mulutnya Rudolf. Lalu Didi berbisik di telinga Rudolf.
"Eh, gue aja ngusirnya udah kalem banget supaya si Puah, gak nyadar, kalau gue itu lagi ngusir dia, terus kenapa elu malah bilang kalau gue ngusir dia?" ujar Didi dan masih dengan nada berbisik.
"Ya habisnya, tadi aja—"
"Rudolf!" Didi langsung mencubit hidungnya Rudolf.
"Elu bisa, 'kan kalau gak berisik gitu?!" ujar Didi dan akhirnya Rudolf pun terdiam.
Dan Didi melanjutkan rayuannya untuk mengusir Marpuah.
"Puah, pulang sekarang yuk, biar Bang Didi, anterin deh," tukas Didi, masih dengan suara yang sabar dan ramah.
"Bang, emangnya yang tadi lagi sekarat siapa, Bang?" tanya Marpuah.