"Aduh, Puah! Kan udah Papi, bilangin jangan main di kolam ini, nanti ikannya bisa pada mati!" teriak Abah Rene yang tiba-tiba muncul.
"Pi! Bukan, Puah, Pi! Tapi, Mark!" jelas Marpuah..
"Lah, tuh, Bocah, ngapa yak!" Abah Rene garuk-garuk kepala stres.
Mark tak peduli dengan orang-orang yang sedang membicarakan dirinya dan dia masih asyik berenang di dalam kolam ikan.
Jeng Oktaf datang menghampirinya.
"Pi, kayaknya kita harus panggil pihak Rumah Sakit Jiwa deh," tukas Jeng Oktaf.
"Pihak Rumah sakit Jiwa?"
"Iya, Pi! Karna sebenarnya Mark itu adalah ...."
"Adalah apa, Mi?"
"Mark adalah, Pasien RSJ, yang kabur, Pi,"
"Apah?!"
Sekarang Abah Rene sudah tahu, apa alasan, Mark bisa jatuh cinta kepada Marpuah, rupanya hal itu disebabkan karna Mark mengalami gangguan jiwa.
"Pantesan!" celetuk Abah Rene.
"Pantesan apa, Pi?!" tanya Jeng Oktaf.