Capítulo 24: epilog

setelah kami mengikat janji satu sama lain, hidup kami menjadi lebih berarti. sephia yang menjadi sahabatku ternyata menjadi kekasih ku. jalan yang kami tempuh cukup lama dan berliku. sephia sempat memutuskan hubungan sahabat kita, dan aku juga sempat mempunyai kekasih yaitu Fatimah. sekarang kami berdua mengikat janji sebagai sepasang kekasih, hidup memang tidak bisa ditebak. terkadang kita harus menjadi seperti yang tidak kami bayangkan. hubungan ini akan membawa kami kearah yang lebih serius yaitu pernikahan. janjiku pada ayah sephia adalah akan menjadi lelaki yang diidam-idamkan oleh ayahnya. ayahnya sebelum meninggal berpesan pada ku, dan pesan itu sekarang aku jalani dengan serius. walaupun kami masih duduk di bangku kuliah tapi hubungan kami tidaklah main-main. hubungan ini akan kami bawa ke pernikahan. sahabat jadi cinta itu adalah kata yang tepat buat kita. hubungan kita akan terus berjalan sebagaimana mestinya. kehidupan kami selalu penuh dengan warna. bahkan saat kami pergi kepuncak sephia tidak bisa lepas dariku dia seakan -akan memilihku sebagai tempat sandaran. ya dipuncak merupakan perjalanan kami yang pertama sebagai kekasih. sephia menjadi tunangan ku dan sebaliknya. hubungan kami menjadi berarti dan kami sudah berjanji satu sama lain agar lebih serius dalam menjalani hubungan ini. kehidupan kami pun seperti itu kami menjadi seorang yang dewasa dan perubahan atas hubungan kami yang dulu hanya sebatas makan, nonton dan ke toko buku, sekarang kami menjadi lebih berarti hubungan kami tidak hanya sebatas itu dan kami adalah sepasang kekasih. sehabis kuliah aku kerja dan tidak lama setelah aku bekerja kami menikah dan mengikat janji suci satu sama lain. kehidupan ini begitu cepat padahal baru kemarin aku mengikat janji pada sephia sekarang sephia menjadi istri ku. aku bahagia dan begitu juga sephia. kehidupan kami pun berakhir bahagia. kami menjadi suami dan istri. walaupun sephia masih kuliah tapi kami mengikat janji dan janji itu telah kami penuhi dengan ikatan cinta yaitu pernikahan. kami menjadi sepasang suami istri yang baru menikah, hidup kami pun bahagia dan kami menjalaninya seperti kami saat sahabatan dulu. tidak ada rahasia atau apapun masalah yang ada kami diskusikan dan kami ambil keputusan atasnya. kami seperti sahabatan saat kuliah dulu, padahal kami sudah menjadi suami istri. bahkan aku sering memanggil istri ku sayang sama saat aku kuliah, dia memanggilku dengan sebutan bebeb.. sebutan itu seperti sudah menjadi kebiasaan kami dalam berumah tangga. kadang sephia manja dan begitu juga aku. dalam menjalani kehidupan sebagai suami istri hal ini sangat berarti bagi kami berdua. kami adalah sepasang kekasih yang akan mengarungi lautan yang kami tidak tahu mengenai ombak atau hal yang menghalanginya. kami pun kompak dalam menjalani hubungan ini. dalam waktu yang lama kami sudah terbiasa satu sama lain dan hidup kami menjadi lebih berarti.